Rabu, 23 September 2009

Suara Golkar Papua Terpecah

Dinamika rencana pemilihan ketua umum Partai Golkar terasa marak di Papua. Dukungan kepada calon ketua umum Aburizal Bakrie dan Surya Paloh datang bergantian dari elite-elite Golkar setempat.

Jika sebelumnya elite DPD Tingkat I Papua mengusung Bakrie, kali ini para pimpinan DPD II menyatakan dukungan pada Paloh. Dalam konferensi pers di Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (23/9), sejumlah 24 dari 29 DPD Tingkat II secara resmi mendukung Surya Paloh. Mereka menilai Paloh kader partai yang loyal dan bebas dari "noda" hukum.

Ketua DPD Golkar Kabupaten Supiori, Hulda I Wanggober, mewakili DPD II di Papua, menuturkan, Surya Paloh mampu mengembalikan kejayaan Golkar di Papua.

Ia menunjukkan, Golkar sebagai pemegang legislatif di Papua pada pileg lalu berkurang dua kursi. Bahkan saat pilpres di Papua, calon dari Golkar, Jusuf Kalla, kalah telak dari SBY.

Hulda menuturkan, Surya Paloh pada 24 September besok akan hadir di Jayapura mendeklarasikan dirinya sebagai calon ketua umum Golkar.

Hulda mengakui, dalam tubuh Golkar di Papua terdapat perbedaan dukungan. DPD I mengunggulkan Bakrie. Ia memandang hal ini wajar dalam proses demokrasi.

Dijelaskan Yohanes Eluay, kader Golkar lainnya, mekanisme pemilihan ketum di Golkar dilakukan di bilik suara oleh perwakilan DPD saat Munas di Riau pada 4 Oktober mendatang, bukan per wilayah.

Karena itu, tidak boleh ada ancam-mengancam bagi DPD yang beda pendapat. Seperti diberitakan melalui media massa, beberapa elite di DPD I Papua mengancam akan memberikan sanksi pada DPD II yg memberi dukungan selain kepada Aburizal.

"Saya sendiri belum pernah mendapat ancaman secara langsung. Tetapi kami sudah siapkan surat mosi tidak percaya terhadap pimpinan DPD I Papua," ujar Hulda.KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog