INILAH.COM, Jakarta - Seks, kebohongan, dan rekaman video adalah tiga hal yang mewakili kasus Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari. Skandal video porno tiga selebritas terheboh di 2010.
Sex, Lies and Videotape merupakan judul film independen karya sutradara Steven Soderbergh pada tahun 1989. Film ini mengisahkan tentang perselingkuhan seorang pria yang kisahnya hampir sama dengan yang dilakukan Ariel bersama dua artis yang bukan istrinya.
Dalam kasus Ariel, hubungan seks mendominasi, lalu dibumbui kebohongan dari para pelaku yang jelas-jelas terekam dalam video. Perselingkuhan juga menjadi cerita tersendiri dalam kasus yang menghebohkan hingga ke luar negeri itu.
Seks bebas di kalangan selebritas memang bukanlah sesuatu yang baru. Banyaknya artis yang berselingkuh, hamil di luar nikah, punya anak tanpa suami, bahkan tinggal satu atap tanpa terikat pernikahan telah menunjukkan betapa bebasnya kehidupan para artis. Bukan hanya seks, narkoba dan kehidupan malam juga menambah gemerlapnya dunia selebritas.
Penulis buku 'Jakarta Undercover' Moammar Emka mengatakan, gaya hidup artis dan selebriti sangat dekat dengan dunia gemerlap dan seks bebas. Penyebabnya tak lain karena melimpahnya harta dan popularitas yang tinggi.
"Duit melimpah membuat akses lebih mudah ke arah situ (seks bebas). Apalagi dengan bandrol nama beken juga bikin semakin mudah. Itu sisi yang harus kita cerna, kalau ke seks itu akan semakin melebar," ujar Emka.
Dalam kasus video porno pribadi yang diperankan Ariel Peterpan bersama Luna Maya dan Cut Tari dinilai Emka bukan hanya disebabkan oleh keglamoran dunia selebritas semata. Kelainan seksual dianggapnya telah ikut andil.
Menurutnya, ada yang spesifik jika perilaku tersebut dipersempit, yaitu seks pamer. Namun, perilaku itu memiliki takaran berbeda. Misalnya, ada orang yang bis orgasme cukup dengan mempertontonkan kemaluannya. Atau, jika dipersempit lagi, orang itu bisa orgasme jika dia melakukan hubungan sex dan mempertontonkannya kepada orang lain. "Kasus seperti itu akan merepotkan dan menjadi bencana kalau perilaku penyimpangan seks itu dijadikan konsumsi publik," jelas Emka.
Kasus video porno yang menghebohkan hingga ke luar negeri itu tengah diselidiki kepolisian. Ariel telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, dua wanita yang diduga terlibat, yakni Luna Maya dan Cut Tari, belum juga mau mengakui keterlibatannya.
Kebohongan menggelayuti kasus video porno ini. Padahal, saksi dan bukti-bukti yang telah dikumpulkan polisi telah mengarah kepada dua artis papan atas itu. Seperti identifikasi fisik yang telah dilakukan polisi terhadap Luna Maya, hasilnya menunjukkan adanya kecocokan antara wanita dalam video dengan presenter acara 'Dahsyat' itu.
Begitu juga dengan Cut Tari. Ia selalu tidak terbuka dengan kebenaran bahwa dirinyalah wanita dalam video itu. Padahal, dikabarkan, polisi telah menyita pakaian dalam milik Cut Tari yang sama dengan milik wanita dalam video berdurasi delapan menit itu.
Polisi memang tidak membutuhkan pengakuan untuk menjerat para pelaku, namun publik menunggunya. Tanpa pengakuan, publik akan terus mencibir ketiganya. Sebaliknya, pengakuan bisa berujung pada simpati. Seperti yang dilakukan pegolf Tiger Woods dan artis Hongkong Edison Chen dalam kasus yang sama.
Lalu, siapakah yang salah? "Saya sih enggak mau menyalahkan si pelaku seks itu karena itu hak orang. Tapi kalau akhirnya masuk ke ranah publik itu jadinya kan repot. Ini karena kebetulan publik figur saja, tapi ini sebenarnya bencana," tutup Emka. [mut]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar