KOMPAS.com — Cerita bahwa keperawanan bisa hilang karena jatuh dari sepeda sungguh meresap pada gadis ini, sampai ia ketakutan menjelang hari pernikahannya. Padahal, tidak ada bukti ilmiah bahwa keperawanan hilang akibat jatuh dari sepeda.
“Saya seorang gadis berumur 27 tahun, berencana menikah tahun ini. Masalahnya, saya selalu khawatir, bahkan takut dengan keadaan saya. Saya sudah tidak perawan lagi, meskipun hilangnya keperawanan saya bukan karena suka melakukan hubungan seks bebas.
Waktu berumur 12 tahun, saya mengalami kecelakaan, jatuh dari sepeda. Sampai saat ini saya masih takut mengatakannya kepada calon suami, takut dia tidak percaya dan menuduh saya yang bukan-bukan.
Pertanyaan saya, bagaimana cara meyakinkan calon suami bahwa saya tidak perawan karena kecelakaan itu? Apakah kira-kira dia mau menerima saya dan percaya seratus persen? Mengapa keperawanan masih merupakan hal yang sangat dominan di Indonesia?”
W.T., Malang
Tidak ilmiah
Saya anggap aneh sekali kalau Anda merasa "sudah tidak perawan lagi" padahal Anda tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya. Seorang wanita disebut tidak perawan kalau sudah pernah melakukan hubungan seksual. Karena Anda belum pernah melakukan hubungan seksual, berarti Anda seorang perawan.
Saya justru merasa kasihan karena Anda merasa seperti itu, bahkan mungkin juga tersiksa menjelang hari pernikahan. Padahal, ternyata Anda masih seorang perawan karena memang belum pernah melakukan hubungan seksual.
Saya tidak tahu siapa yang memberitahu bahwa Anda sudah tidak perawan lagi karena jatuh dari sepeda dulu. Mengenai kecelakaan yang dulu Anda alami, tentu bukanlah penyebab Anda menjadi tidak perawan karena Anda memang belum pernah melakukan hubungan seksual.
Kalau yang Anda maksud dengan sudah tidak perawan lagi adalah robekan selaput dara akibat jatuh dari sepeda, ada dua hal yang perlu dipertanyakan.
Pertama, robeknya selaput dara tidak dapat dijadikan patokan apakah seorang wanita sudah pernah melakukan hubungan seksual. Wanita yang pernah melakukan masturbasi dengan memasukkan benda padat ke dalam vagina, selaput daranya juga dapat robek.
Kedua, dari mana Anda mengetahui keadaan selaput dara Anda akibat kecelakaan itu? Saya khawatir Anda hanya menerima informasi yang salah tentang selaput dara, yang antara lain disebutkan bisa robek karena wanita melakukan olahraga atau jatuh dari sepeda.
Sesungguhnya tidak ada bukti ilmiah bahwa olahraga seperti lompat tinggi dan jatuh dari sepeda dapat menimbulkan robekan di selaput dara. Memang sayang sekali, banyak informasi yang disampaikan di media massa seperti itu.
Pemberi informasi ternyata hanya meneruskan apa yang pernah mereka dengar sebelumnya, bukan berdasarkan bukti ilmiah. Artinya, hal itu sama saja dengan menyuburkan mitos tentang seks yang memang banyak beredar di masyarakat.
Tak harus berdarah
Ketidakmengertian tentang seksualitas, ditambah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, merupakan penyebab penting mengapa mitos tentang seks, khususnya keperawanan, tetap tumbuh subur di negara kita. Pengertian yang salah tentang keperawanan tidak jarang menimbulkan akibat buruk, bukan saja bagi pihak wanita, melainkan juga bagi pihak pria.
Anggapan bahwa wanita perawan harus mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual adalah anggapan yang salah dan hanya didasarkan pada mitos. Wanita yang cukup terangsang dan siap secara psikis tidak akan mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual. Sebaliknya, kalau wanita tidak cukup terangsang, apalagi mengalami hambatan psikis, hampir pasti mengalami perdarahan.
Saya pikir tidak ada yang perlu Anda sampaikan kepada suami yang berkaitan dengan keperawanan dan jatuh naik sepeda. Di pihak lain, tidak ada alasan bagi suami untuk tak menerima Anda karena menganggap Anda tidak perawan.
Bukankah Anda memang tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya? @
Konsultasi dijawab oleh Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And
Tidak ada komentar:
Posting Komentar