VIVAnews - Perdagangan saham Wall Street menguat setelah pulih karena pelemahan nilai dolar. Kenaikan saham Rabu terjadi menyusul penjualan besar-besaran sehari sebelumnya akibat kekhawatiran investor akan krisis keuangan tahap kedua.
Pemicu aksi jual Selasa lalu berasal dari pengumuman Pemerintah Jepang mengenai pertumbuhan perekonomian kuartal ketiga yang lebih rendah daripada perkiraan semula.
Indeks Dow Jones naik 40 poin (0,4 persen) menjadi 10.311. Indeks Standard & Poor 500 terangkat 5,30 poin (0,5 persen) menjadi 1.095,30. Sementara indeks Nasdaq 100 naik 9,25 poin (0,5 persen) menjadi 1.775,75.
Nilai mata uang dolar melemah sejak Maret memberi keuntungan bagi pelaku pasar untuk berinvestasi di aset dengan resiko dan imbal hasil lebih besar seperti ekuitas dan komoditas. Namun dalam beberapa minggu terakhir investor menukar saham dengan dolar ketika tanda-tanda perbaikan ekonomi mulai terlihat.
Saat ekonomi membaik, investor menduga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunga dan menghilangkan stimulus ekonomi. Naiknya suku bunga mengurangi keuntungan saham dibandingkan jenis investasi lainnya. Padahal pasar saham selama sembilan bulan bergerak positif, telihat dari kenaikan 61,4 persen di indeks S&P.
Investor membeli investasi aman (safe havens) seperti dolar dan obligasi setelah lembaga pemeringkat Investor Moody memeperingatkan pasar AS dan Inggris beresiko turun jika tidak dapat mengendalikan pasar keuangan. Surat utang yang berpotensi turun peringkat dari AAA akan mempersulit pemerintah melaksanakan stimulus dan memperlambat pemulihan ekonomi. Akibatnya, Indeks Dow Jones turun 104 poin pada penutupan Selasa.
Menjelang akhir tahun sebagian investor menutup transaksi mereka agar mempertahankan keuntungan selama setahun. Investor juga memilih memegang aset aman seperti dolar dan obligasi untuk menghindari potensi kerugian akibat gejolak pasar. Pengamat memprediksi ketidakstabilan pasar dan volume perdagangan yang kecil akan berlangsung hingga tahun depan. Analis mengatakan investor akan mengamati data ekonomi untuk menentukan strategi tahun depan.
Departemen Komersial AS akan mengeluarkan data perdagangan ritel Oktober Rabu ini. Sebagian analis memperkirakan persediaan ritel selama Oktober menurun tetapi terdapat kenaikan volume penjualan. Penjualan yang meningkat menjadikan perusahaan menambah produksi dan stok pada bulan-bulan selanjutnya sehingga mendorong pemulihan ekonomi. Perusahaan ritel seperti Texas Instruments dan McDonald Corp mencatat pendapatan yang lebih baik pada triwulan ketiga. (AP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar