Amerika Serikat (AS) akan menarik 4.000 lebih tentaranya dari Irak akhir Oktober mendatang. Dalam sebuah berkas yang siapkan untuk disampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres, Rabu waktu setempat, petinggi militer AS menyatakan, pasukan AS sedang dalam proses untuk mengakhir misi di Irak pada akhir tahun depan.
Berdasarkan berkas pernyataan itu, yang akan disampaikan Jenderal Ray Odierno kepada Kongres, terjadi penurunan signifikan tingkat kekerasan di Irak dalam beberapa waktu terakhir.
Presiden Barack Obama telah mengatakan bahwa misi perang di Irak akan berakhir pada 31 Agustus 2010. Obama juga mengatakan, dia berencana menempatkan sekitar 35 ribu hingga 50 ribu tentara cadangan di Irak setelah para prajurit tempur keluar dari negeri itu.
"Kami punya kira-kira 124 ribu tentara dan 11 gugus tempur di Irak saat ini. Pada akhir Oktober, saya yakin kami hanya akan punya 120 ribu tentara," kata Odiro dalam pernyataan tersebut.
Berdasarkan data stastistik, kata Odierno, tingkat kekerasan di Irak menurun. "Secara keseluruhan serangan berkurang 85 persen dalam dua tahun terakhir, dari 4.064 kasus penyerangan pada Agustus 2007 menjadi hanya 594 pada Agustus 2009, dan sejauh ini hanya sebanyak 563 pada September," kata Odierno.
Ia melanjutkan, "Pada periode yang sama tentara AS yang tewas turun 93 persen dan tentara keamanan Irak berkurang 79 persen. Meski keamanan mengalami perbaikan, ini belumlah berakhir. Masih ada sejumlah hal mendasar, sumber-sumber potensial konflik yang belum terpecahkan.
Dia menyebut peristwa pemboman pada 19 Agustus lalu di Baghdad, dengan sasaran menteri keuangan dan menteri luar negeri, yang menewaskan lebih dari 100 orang sebagai contoh bahwa tantangan yang masih ada di Irak. Namun Odierno percaya pada tentara Irak yang akan mengambil alih keamanan Baghdad setelah tentara AS menyerahkan kekuasaan. "Tentara Irak ingin memimpin, mereka ingin mengemban tanggun jawab, dan mereka telah memperlihatkan kemampuan mereka," katanya. KOMPAS.com
Berdasarkan berkas pernyataan itu, yang akan disampaikan Jenderal Ray Odierno kepada Kongres, terjadi penurunan signifikan tingkat kekerasan di Irak dalam beberapa waktu terakhir.
Presiden Barack Obama telah mengatakan bahwa misi perang di Irak akan berakhir pada 31 Agustus 2010. Obama juga mengatakan, dia berencana menempatkan sekitar 35 ribu hingga 50 ribu tentara cadangan di Irak setelah para prajurit tempur keluar dari negeri itu.
"Kami punya kira-kira 124 ribu tentara dan 11 gugus tempur di Irak saat ini. Pada akhir Oktober, saya yakin kami hanya akan punya 120 ribu tentara," kata Odiro dalam pernyataan tersebut.
Berdasarkan data stastistik, kata Odierno, tingkat kekerasan di Irak menurun. "Secara keseluruhan serangan berkurang 85 persen dalam dua tahun terakhir, dari 4.064 kasus penyerangan pada Agustus 2007 menjadi hanya 594 pada Agustus 2009, dan sejauh ini hanya sebanyak 563 pada September," kata Odierno.
Ia melanjutkan, "Pada periode yang sama tentara AS yang tewas turun 93 persen dan tentara keamanan Irak berkurang 79 persen. Meski keamanan mengalami perbaikan, ini belumlah berakhir. Masih ada sejumlah hal mendasar, sumber-sumber potensial konflik yang belum terpecahkan.
Dia menyebut peristwa pemboman pada 19 Agustus lalu di Baghdad, dengan sasaran menteri keuangan dan menteri luar negeri, yang menewaskan lebih dari 100 orang sebagai contoh bahwa tantangan yang masih ada di Irak. Namun Odierno percaya pada tentara Irak yang akan mengambil alih keamanan Baghdad setelah tentara AS menyerahkan kekuasaan. "Tentara Irak ingin memimpin, mereka ingin mengemban tanggun jawab, dan mereka telah memperlihatkan kemampuan mereka," katanya. KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar