Teknologi terbaru digunakan untuk menggenjot kecepatan transfer kabel bawah laut.
Para peneliti Alcatel-Lucent menyatakan bahwa mereka telah menemukan cara bagaimana melipatgandakan kecepatan kabel optik bawah laut hingga 10 kali lipat.
Vendor perangkat telekomunikasi dan jaringan itu menyebutkan bahwa peneliti pada fasilitas Bell Labs di Villarceaux, Perancis, menjadi yang pertama dalam meraih kecepatan 100 petabit per second.kilometer.
Pengukuran mencakup baik kecepatan dan kemampuan untuk menjaga kecepatan tersebut dalam jarak tertentu, dengan mengalikan kecepatan jaringan dengan jarak yang bisa dicapai dalam kilometer.
Untuk mencapai kecepatan tersebut, peneliti mengombinasikan 155 laser yang masing-masing mampu membawa data dengan kecepatan 100Gbps dan menentukan frekuensi setiap sinar untuk meminimalisir interferensi. Cara ini ternyata dapat meningkatkan performa standar teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM).
Hasilnya, jaringan dengan kecepatan 15,5 terabit per second bisa dicapai dan data berhasil dihantarkan menggunakan koneksi ini hingga jarak 7 ribu kilometer. Meski bukan ditujukan untuk melakukannya, tetapi dengan kecepatan ini, pengguna bisa melakukan transfer data sebanyak 400 DVD per detik sampai jarak 7 ribu kilometer tersebut.
“Pemecahan rekor ini tentu merupakan tonggak bersejarah dalam mencapai kapasitas dan kecepatan jaringan,” kata Gee Rittenhouse, Head of Bell Labs Research, seperti VIVAnews kutip dari Cellular News, 29 September 2009. “Ini juga merupakan kunci untuk mengatasi ledakan kebutuhan yang akan datang,” ucapnya.
Meski penerapannya masih membutuhkan waktu beberapa tahun ke depan, tetapi teknologi ini bisa digunakan untuk mengganti atau meng-upgrade kabel fiber optik bawah laut yang merupakan sambungan utama jaringan internet dunia.
Selain itu, kebutuhan atas koneksi internasional kecepatan tinggi lewat kabel bawah laut terus meningkat meskipun ekonomi sedang menurun. Buktinya, menurut Telegeography, perusahaan peneliti internet, trafik internet internasional naik 79 persen antara pertengahan 2008 sampai pertengahan 2009. Peningkatan itu lebih tinggi dibanding periode yang sama setahun sebelumnya. • VIVAnews
Vendor perangkat telekomunikasi dan jaringan itu menyebutkan bahwa peneliti pada fasilitas Bell Labs di Villarceaux, Perancis, menjadi yang pertama dalam meraih kecepatan 100 petabit per second.kilometer.
Pengukuran mencakup baik kecepatan dan kemampuan untuk menjaga kecepatan tersebut dalam jarak tertentu, dengan mengalikan kecepatan jaringan dengan jarak yang bisa dicapai dalam kilometer.
Untuk mencapai kecepatan tersebut, peneliti mengombinasikan 155 laser yang masing-masing mampu membawa data dengan kecepatan 100Gbps dan menentukan frekuensi setiap sinar untuk meminimalisir interferensi. Cara ini ternyata dapat meningkatkan performa standar teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM).
Hasilnya, jaringan dengan kecepatan 15,5 terabit per second bisa dicapai dan data berhasil dihantarkan menggunakan koneksi ini hingga jarak 7 ribu kilometer. Meski bukan ditujukan untuk melakukannya, tetapi dengan kecepatan ini, pengguna bisa melakukan transfer data sebanyak 400 DVD per detik sampai jarak 7 ribu kilometer tersebut.
“Pemecahan rekor ini tentu merupakan tonggak bersejarah dalam mencapai kapasitas dan kecepatan jaringan,” kata Gee Rittenhouse, Head of Bell Labs Research, seperti VIVAnews kutip dari Cellular News, 29 September 2009. “Ini juga merupakan kunci untuk mengatasi ledakan kebutuhan yang akan datang,” ucapnya.
Meski penerapannya masih membutuhkan waktu beberapa tahun ke depan, tetapi teknologi ini bisa digunakan untuk mengganti atau meng-upgrade kabel fiber optik bawah laut yang merupakan sambungan utama jaringan internet dunia.
Selain itu, kebutuhan atas koneksi internasional kecepatan tinggi lewat kabel bawah laut terus meningkat meskipun ekonomi sedang menurun. Buktinya, menurut Telegeography, perusahaan peneliti internet, trafik internet internasional naik 79 persen antara pertengahan 2008 sampai pertengahan 2009. Peningkatan itu lebih tinggi dibanding periode yang sama setahun sebelumnya. • VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar