Selasa, 29 September 2009

Supermodel Panggilan: Tarif Saya Rp 225 Juta Per Jam


Supermodel Inggris, Sophie Anderton, secara sensasional membeberkan aibnya sebagai perempuan panggilan yang bertarif 15.000 poundsterling atau setara Rp 225 juta per jam.

Kepada The Sun akhir pekan lalu, Sophie (32), mengungkapkan bagaimana dia telah tidur dengan para pria kaya untuk membayar utangnya yang membubung akibat penggunaan narkoba. Saat mengingat kembali pertama kali dia melakukan hubungan seks untuk uang, dia mengatakan, "Itu berlangsung dalam dua menit. Saya berbaring di sana sambil berpikir. Begitu saja? Untuk 15.000 poundsterling, begitu saja?"

Mantan bintang I'm A Celebrity, yang menjadi model pakaian dalam Gossard, ini belum pernah membicarakan secara gamblang pekerjaannya sebagai perempuan panggilan.  Kepada The Sun, ia mengisahkan semuanya. "Ini yang sebenarnya. Untuk beberapa waktu saya menjual tubuh saya demi mendapat uang banyak. Saya tidak bangga pada hal itu. Pada musim panas tahun 2004, suatu malam saya minum sebotol vodka dan siang hari saya menggunakan kokain. Kokain habis, kartu saya ditolak dan agen saya menelepon untuk meminta pembayaran. Saat itu, saya tahu saya sangat butuh uang," katanya.

Dia pernah diperkenalkan kepada seorang perempuan panggilan kelas atas. Ia melanjutkan kisahnya, "Selama beberapa waktu, saya hanya menyimpan nomor perempuan itu, lalu saya meneleponnya. Dia sangat senang ketika saya telepon. Dia berkata agar saya mengenakan pakaian elegan, tetapi dengan pakaian dalam yang seksi. Saya harus tampil dengan segar. Jantung saya berdegup kencang ketika dia menghargai saya antara 10.000 dan 15.000 poundsterling per jam."

Sophie yang bangkrut lalu membelanjakan sisa uangnya untuk membeli celana dalam seksi, sepatu berhak tinggi, dan pakaian yang pantas untuk menggoda klien kaya.

Dia melanjutkan, "Saya merasa agak sakit sebelum melakukan yang pertama. Tapi saya katakan kepada diri saya bahwa saya hanya sakit perut. Saya naik taksi ke hotel di Knightsbridge, di London barat. Saya berguncang dan berkeringat."

"Saya mengenakan gaun Dolce and Gabbana warna hitam dengan sepatu Louboutin. Saya tampak sopan, sukses, dan normal. Saya melangkah ke kamar lelaki itu. Saya memberi tahu germo saya bahwa saya tidak suka pria gendut dan tua. Ketika pria itu membuka pintu, saya lega. Dia orang Arab yang cerdas, berusia 30-an, dan cukup tampan. Kami berjabat tangan. Dia kelihatan sangat kesepian, kekhawatiran saya hilang dan saya merasa kasihan terhadap pria itu."

"Setelah 40 menit mengobrol, saya memutuskan untuk mengerjakan tugas dan saya berdiri lalu melepaskan pakaian. Saya mendorong pria itu ke ranjang, dia memandang saya dengan penuh nafsu. Saya menutup mata dan dengan cepat menarik pakaian dalamnya. Saya merasa terkontrol. Itu berakhir dengan sangat cepat. Dia memberi saya uang tunai dan saya pulang."

Germo Sophie sangat senang terhadapnya. Dia menjelaskan, "Saya menjadi aset besar baginya. Saya benar-benar tertawa geli ketika dia bertanya apakah saya tertarik untuk melakukan perjalanan ke Florence. Saya pikir, Italia tampaknya tidak terlalu buruk. Tiba-tiba saya sudah di pesawat, kelas utama. Saya dibawa ke sebuah hotel yang bagus, seorang porter menunjukkan kamar saya. Kamar itu diisi coklat, sampanye, bunga-bunga. Di atas tempat tidur ada pakaian dalam mahal dengan sebuah pesan, 'tolong kenakan ini'".

Sophie terkejut saat mengetahui, kliennya yang kedua seorang pengusaha kaya Inggris yang dia kenal. "Saya mengusap air mata," katanya. Pria itu berkata, "Sophie, mengapa kamu melakukan hal seperti ini." "Saya tidak dapat menjawab. Namun, hubungan seks dengan pria itu luar biasa dan pagi berikutnya saya bangun dan menemukan sebuah tas Christian Dior. "Saya menjual lagi tubuh saya dan inilah harganya."

Sophie kemudian dipesan oleh pria kaya Italia di Roma dan Eropa timur. Namun, dia pernah diusir seorang pria gendut yang membayar 20.000 poundsteriling untuk tidur dengannya di London.

Dia menuturkan, "Pria itu gemuk dan mengerling. Saya merasa jijik. Wajahnya manis dan periang, dia seperti kucing yang mendapat es krim. Untuk pertama kalinya saya merasa seperti seonggok daging. Pria itu melepas baju, memperlihatkan perut yang besar. Itu berakhir dalam satu menit. Saya meninggalkannya sambil menggigil dan menangis." Peristiwa itu membuat Sophie begitu terguncang dan dia sadar tidak dapat meneruskan profesinya itu.

Dia mengatakan, "Saya telah tidur dengan lima lelaki dan saya mendapat lebih dari 50.000 poundsterling, cukup untuk bayar utang. Sekarang saya bisa kabur."

Sophie percaya, dunia modelling ikut mendorongnya ke prostitusi. Katanya, "Sebagai seorang model, tubuh Anda akan terasa seperti komoditas. Saya mulai berpikir, dibayar untuk seks tidak berbeda jauh. Saya tidak sendirian mengambil langkah ini. Ada sebuah sisi gelap dalam dunia modelling. Setidaknya dua orang supermodel ikut dalam permainan itu," katanya.

Sophie bicara terus terang tentang seseorang yang mendorongnya ke jalur prostitusi. Katanya, "Saya terlahir sebagai orang yang ketagihan obat. Saya pertama kali menggunakan narkoba pada usia sembilan tahun. Kemudian, saya suka nongkrong dan minum."

Sophie kehilangan keperawanan pada usia 14 tahun dan jadi pengacau. Dia memenangi kompetisi modelling pada usia 15 tahun dan pindah ke London pada usia 17 tahun. Dia mengungkapkan, "Obat ada di mana-mana. Saya memakai obat setiap malam. Beberapa minggu tiba di London, dua pria memerkosa saya."

Dia mengatakan, salah seorang pacarnya memperkenalkannya pada kehidupan seks yang aneh ketika masih jadi model remaja. "Naomi Campbell memperingatkan saya bahwa pria itu pengacau. Tapi saya sedang jatuh cinta. Dia memanggil saya 'Sophie Trophy'. Pria itu mengadakan pesta seks dengan sekitar 10 orang setiap minggu. Itu sangat jorok. Saya pernah melakukan hal-hal yang memalukan. Saya hamil, tetapi saya takut telah merusak bayinya dengan obat-obatan yang saya gunakan, maka saya menggugurkannya. Saya benar-benar lepas kendali. Saya membuang sebuah keberuntungan dengan menghabiskan banyak uang untuk belanja. Saya harus belanja sedikitnya 200.000 poundsterling untuk kokain."

Sophie yang tinggal di Chelsea di London barat melanjutkan, "Tahun 2007 saya terjerembap ke titik terendah dan saya kembali ke prostitusi. Saya diketahui oleh sebuah surat kabar dan itu mungkin menyelamatkan hidup saya. Saya berusaha membersihkan diri dari obat-obatan. Saya kambuh sekitar sembilan kali. Minggu lalu, ketika The Sun memergoki saya, itu merupakan salah satunya."

Sophie memeriksakan diri ke sebuah unit psikiatris Juli lalu setelah putus dari pacarnya, seorang pengembang properti, Ed Buxton. Sophie, yang sekali berkencan dengan bintang sepak bola Mark Bosnich, mengatakan, "Pemulihan merupakan jalan yang panjang dan sulit. Namun, saya ingin meletakkan masa lalu saya di belakang. Saya masih mencintai fashion." katanya.

Ia melanjutkan, "Saya punya pacar baru yang saya kagumi dan berharap punya keluarga. Saya akan melakukan apa pun untuk bebas dari kokain. Saya sudah tahu jalan gelap yang menuntun Anda jatuh," katanya. KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog