Jumat, 25 September 2009

Krim Viagra yang Aman Berhasil Dibuat


Kabar bagus buat pria yang memiliki kesulitan ereksi. Peneliti di New York berhasil mengembangkan krim viagra untuk mengobati para penderita disfungsi ereksi tanpa menimbulkan efek samping bagi tubuh.

Reaksi obat ini juga lebih cepat. Cukup oleskan krim tersebut pada kulit penis dan beberapa menit kemudian proses ereksi pun akan terjadi.

Dalam studi yang dimuat di Journal of Sexual Medicine, para peneliti mengatakan bahwa Viagra, Levitra dan Cialis dapat masuk melalui kulit dalam bentuk dan partikel yang sangat kecil, yaitu dalam bentuk krim.

Hal ini bukan hanya membuat pemakai aman dan terbebas dari efek samping kimiawi obat-obatan dalam tubuh, tapi juga mempercepat reaksi obat, yang artinya ereksi bisa terjadi lebih cepat.

Peneliti membutuhkan waktu sekitar satu dekade untuk menyelesaikan produk krim viagra tersebut. Penanganan fungsi ereksi dalam bentuk tablet sebelumnya merupakan salah satu kesuksesan industri farmasi modern.

Sekitar 10 juta pria di seluruh dunia pun menggunakannya. Kini, inovasi baru pun tercipta dengan adanya krim viagra yang lebih bebas dari segala bentuk efek samping.

Penggunaan tablet viagra diketahui menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, pandangan buram atau sakit perut. Bahkan, pria yang punya penyakit jantung atau stroke disarankan untuk tidak menggunakan tablet tersebut karena efeknya bisa lebih fatal dan ekstrim.

Dengan terciptanya krim viagra, ingredien dan komposisi aktif dalam obat tersebut hanya akan berdampak pada bagian yang dioleskan saja dan tidak akan mempengaruhi organ lain atau metabolisme dalam tubuh. Kelebihan lain dari krim viagra yaitu partikelnya yang sangat kecil yang berupa nanopartikel sehingga reaksi akan terjadi lebih cepat.

"Partikelnya yang sangat kecil membuat zat aktifnya meresap dan bereaksi lebih cepat ke dalam bagian penis dibanding obat serupa yang berbentuk tablet, dan itulah yang diinginkan para penderita disfungsi ereksi. Hanya selang beberapa menit setelah dioleskan, gejala ereksi pun sudah mulai terjadi," ujar Dr Kelvin Davies seperti dikutip dari BBC, Selasa(21/9/2009).

Untuk menciptakan krim viagra tersebut, tim peneliti dari Albert Einstein College of Medicine at Yeshiva University, New York melakukan proses enkapsulasi (pelapisan) zat aktif viagra menjadi partikel berukuran nano, yang ukurannya lebih kecil dari partikel serbuk sari. Partikel yang berhasil dienkapsulasi pun kemudian dimodifikasi dalam bentuk krim agar lebih mudah dioleskan.

Sebelum digunakan oleh manusia, para peneliti mencobakan krim tersebut pada tikus percobaan, dan hasilnya tidak ditemukan indikasi efek samping apapun dari penggunaan krim tersebut.

Namun para calon pengguna harus lebih bersabar karena krim tersebut belum bisa diperjualbelikan saat ini. Butuh pengembangan yang lebih matang lagi. Pengujian klinis pada manusia pun baru akan dimulai beberapa tahun mendatang jika pengujian pada hewan benar-benar sudah terbukti aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog