Sedikitnya 86 tewas dan lebih dari 435.000 orang kehilangan tempat tinggal
Ribuan warga Filipina di Manila dan sekitarnya masih terjebak di rumah masing-masing akibat banjir bandang pasca-badai tropis Ketsana. Sementara itu jumlah korban tewas meningkat hingga 86 orang pada Senin pagi, 28 September 2009.
"Air tidak juga bergerak," kata Nene Monfort, warga kota Pasig yang terletak dekat sungai Pasig kepada stasiun televisi ABS-CBN. Monfort mengatakan ia dan keluarganya terpaksa terus berdiam di lantai dua apartemen mereka karena banjir masih tinggi.
Bencana yang disebabkan badai tropis Ketsana ini merupakan peristiwa terburuk di Manila selama lebih dari 40 tahun terakhir. Curah hujan yang turun selama badai yang berlangsung 12 jam ini setara dengan curah hujan rata-rata selama sebulan.
Menteri Pertahanan sekaligus Kepala Dewan Koordinasi Bencana Nasional Gilberto Teodoro mengatakan pemerintah Filipina akan fokus kepada upaya penanggulangan. "Kami akan berkonsentrasi untuk menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan pokok lainnya," kata Teodoro seperti dikutip laman harian The New York Times.
Teodoro menambahkan bahwa badai ini menghancurkan tempat tinggal bagi 435.000 warga Manila dan sekitarnya. Lebih dari 100 ribu korban kini tinggal di 200 pusat evakuasi. Pemerintah Filipina telah mengumumkan keadaan bencana di 27 provinsi di luar Manila.
Pusat Kerja Sama Badai Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) memperkirakan Ketsana akan bergerak ke arah barat. Kekuatan Ketsana akan terus meningkat sebelum berakhir di kota Hue, Vietnam bagian tengah.
Kedutaan AS di Manila telah menjanjikan dana bantuan bencana minimal AS$ 50 ribu. AS juga mengerahkan sejumlah personel Angkatan Laut menuju kota Cainta untuk menyalurkan bantuan dan menyelamatkan warga.
"Kerusakan yang disebabkan badai ini sangat luar biasa,: kata juru bicara kedutaan AS Rebecca Thompson melalui pernyataan resmi, Minggu (27/9).
Selain bantuan dari beberapa kedutaan, organisasi-organisasi di Filipina dan dunia telah memulai menggalang bantuan, baik dana maupun kebutuhan pokok. • VIVAnews
"Air tidak juga bergerak," kata Nene Monfort, warga kota Pasig yang terletak dekat sungai Pasig kepada stasiun televisi ABS-CBN. Monfort mengatakan ia dan keluarganya terpaksa terus berdiam di lantai dua apartemen mereka karena banjir masih tinggi.
Bencana yang disebabkan badai tropis Ketsana ini merupakan peristiwa terburuk di Manila selama lebih dari 40 tahun terakhir. Curah hujan yang turun selama badai yang berlangsung 12 jam ini setara dengan curah hujan rata-rata selama sebulan.
Menteri Pertahanan sekaligus Kepala Dewan Koordinasi Bencana Nasional Gilberto Teodoro mengatakan pemerintah Filipina akan fokus kepada upaya penanggulangan. "Kami akan berkonsentrasi untuk menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan pokok lainnya," kata Teodoro seperti dikutip laman harian The New York Times.
Teodoro menambahkan bahwa badai ini menghancurkan tempat tinggal bagi 435.000 warga Manila dan sekitarnya. Lebih dari 100 ribu korban kini tinggal di 200 pusat evakuasi. Pemerintah Filipina telah mengumumkan keadaan bencana di 27 provinsi di luar Manila.
Pusat Kerja Sama Badai Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) memperkirakan Ketsana akan bergerak ke arah barat. Kekuatan Ketsana akan terus meningkat sebelum berakhir di kota Hue, Vietnam bagian tengah.
Kedutaan AS di Manila telah menjanjikan dana bantuan bencana minimal AS$ 50 ribu. AS juga mengerahkan sejumlah personel Angkatan Laut menuju kota Cainta untuk menyalurkan bantuan dan menyelamatkan warga.
"Kerusakan yang disebabkan badai ini sangat luar biasa,: kata juru bicara kedutaan AS Rebecca Thompson melalui pernyataan resmi, Minggu (27/9).
Selain bantuan dari beberapa kedutaan, organisasi-organisasi di Filipina dan dunia telah memulai menggalang bantuan, baik dana maupun kebutuhan pokok. • VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar