Sabtu, 26 September 2009

Dampak Buruk Stress Berat Terhadap Kecantikan



Di era modern seperti sekarang ini, tentu memunculkan banyak persaingan terutama dalam dunia kerja, akibatnya dapat menimbulkan stress dan depresi. Tentunya ini tak hanya berdampak pada kesehatan saja karena ternyata stres juga berpotensi merusak kecantikan penampilan Anda!
Stres jika tidak dikelola dengan baik dan dibiarkan menumpuk dalam diri memang dapat merusak kesehatan. Namun, sebenarnya tidak hanya kesehatan semata. Kecantikan pun, terutama kecantikan rambut dan kulit, juga dapat terimbas oleh stres ini. Lalu apa yang bisa menyebabkan stres memengaruhi kesehatan kulit dan keindahan rambut? Yuk simak yang berikut ini..
Bagaimana hubungannya sampai stres bisa memengaruhi kondisi kulit dan rambut?
Seperti telah kita ketahui, tubuh terdiri dari satu-kesatuan antara pikiran emosi serta fisik. Ketika kita dalam keadaan stres, maka pikiran dapat mengirimkan sinyal kepada kulit, dan kulit pun memberikan reaksi terhadap sinyal stres tersebut. Lebih dari itu, ketika dalam keadaan stres, kelancaran sirkulasi dikulit dan kulit kepala juga terganggu, sementara imunitas (daya tahan/ kekebalan) tubuh juga menurun. Semua ini tentunya akan memengaruhi kondisi kulit dan kulit kepala.
Apakah stres benar-benar dapat memengaruhi kondisi kuiit kepala?
Tentu saja. Stres dapat memengaruhi kondisi kulit kepala dengan membuat kulit menjadi dehidrasi atau kekeringan. Saya memmang bukan dokter ahli kulit. Namun saya melihat ketika stres banyak orang kulitnya berubah menjadi sangat kering. Masalah lain kerap menimpa seseorang yang stres adalah kulitnya menjadi lebih peka dan cepat bereaksi atau cenderung menjadi alergi, terutama terhadap bahan-bahan kimia.
Seberapa jauh stres dapat memengaruhi kondisi rambut?
Ada suatu kondisi rambut yang dalam istilah kedokteran disebut dengan alopecia aerata, yaitu kebotakan dalam bentuk atau pola lingkaran. Hal ini terjadi bukan karena tidak cukupnya jumlah rambut yang tumbuh, namun terjadi karena rambut di bagian tersebut rontok secara berkelompok. Ini kerap terjadi ketika seseorang dalam keadaan stres. Dalam keadaan stres berat, terutama yang mengarah kepada depresi, orang cenderung tidak merawat dirinya dengan cermat. Ini juga menjadi penyebab buruknya kondisi rambut dan kulit.
Bagaimana dengan kulit?
Seperti yang telah disebutkan tadi, kulit yang dalam keadaan stres betubah menjadi lebih kering dan cenderung peka. Ada kondisi kulit yang dinamakan seborrhoic dermatitis, di mana kulit menjadi kering, terasa gatal dan mengelupas seperti sisik serta bentuknya melingkar. Kondisi ini juga kerap terjadi pada penderita stres dan depresi. Seborrhoic dermatitis juga dapat terjadi pada alis serta rambut. Dan ketika terjadi pengelupasan bentuknya mirip dengan ketombe.
Bagaimana dengan ketombe?
Ketombe juga dapat bertambah parah ketika seseorang sedang dalam keadaan stres.
Apakah ada kondisi yang spesifik pada kulit dan rambut yang pasti terjadi ketika sesorang dilanda stres?
Alopecia (kebotakan setempat), kulit kering dan peka, bahkan jerawat dapat diakibatkan adanya stres. Memang semua itu bukanlah kondisi kulit dan rambut yang 100% dapat dijadikan patokan terjadi karena stres. Namun, dokter kulit yang baik tidak akan hanya memeriksa kondisi kulit dan rambut yang bermasalah saja tapi juga memeriksa kondisi kesehatan mental pasiennya. Apakah kondisi yang diderita tersebut murni karena terganggunya kesehatan kulit, rambut dan kulit kepala atau juga berkaitan dengan stres.
Seberapa pentingnya sehingga harus dilakukan analisa tentang stres ketika kita menghadapi masalah dengan kulit dan rambut?
Seperti yang telah dijelaskan tadi, manusia terdiri dari satu-kesatuan antara pikiran (mind) dan tubuh fisik (body), dan keduanya tidak bisa dipisahkan. Kerapkali terjadi ketika kita mengobati masalah pada kulit atau rambut, masalah tersebut tidak dapat sembuh total, atau sembuh tetapi terus berulang kembali. Ini bisa dijadikan indikasi bahwa masalah tersebut berkaitan dengan keadaan,kesehatan mental dan tidak semata karena masalah kesehatan fisik. Selama masalah kesehatan mental tersebut tidak ditangani, tentunya kondisi kulit atau rambut yang diderita akan terus berkelanjutan. Karenanya diperlukan penanganan menyeluruh secara fisik dan mental atas masalah tersebut.
Stres seperti apa yang paling berpotensi menimbulkan masalah di kulit atau rambut, apakah stres yang datang dari luar atau dari dalam diri sendiri?
Keduanya sama-sama berpotensi besar menimbulkan masalah bagi kulit dan rambut, karena itulah penting dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Perubahan lingkungan seperti polusi maupun reaksi kimia (misalnya dari obat perawatan kulit, produk rias wajah atau rambut) memang dapat memicu timbulnya reaksi alergis yang pada akhirnya menimbulkan masalah kulit dan rambut. Tapi stres yang dalam pikiran atau mental seseorang juga besar potensinya menimbulkan masalah kulit dan rambut, terlebih untuk mereka yang tinggal di kota-kota besar. Yang iebih parah jika seseorang yang menderita stres atau depresi mencoba mengalihkan masalahnya dengan mcngonsumsi alkohol atau obat-obatan seperti obat tidur atau narkoba. Ini jelas akan membuat kondisi kulit dan rambut jadi lebih buruk lagi.
Apakah benar dalam keadaan stres yang sangat ekstrem, rambut bisa berubah mendadak Jadi putih atau abu-abu total hanya dalam jangka waktu semalam saja?
Memang belum ada pernyataan khusus dari para ahli, namun bisa saja terjadi dalam keadaan stres yang berat, folikel rambut bisa memiliki kecenderungan menjadi berubah lebih cepat. Atau dalam keadaan stres yang parah rambut menjadi rontok dalam jumlah banyak dan rambut yang tidak rontok menjadi beruban sehingga menimbulkan kesan bahwa rambut berubah total jadi putih atau abu-abu (beruban) dalam waktu yang sangat singkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog