Gelandang Ryan Giggs mencetak dua assist yang membawa Manchester United menang 2-0 atas Stoke City dalam lanjutan Premier League, di Stadion Britannia Sabtu (26/9). Tambahan poin penuh membuat "Setan Merah" melambung ke puncak klasemen.
Meski bermain di kandang lawan, tak sulit bagi "Setan Merah" untuk menekan Stoke City sejak awal. Saat pertandingan baru berjalan lima menit, MU bahkan nyaris menggungguli lawan melalui Paul Scholes. Sayang, eksekusi jarak jauhnya masih bisa diblok kiper Stoke, Thomas Sorensen.
Tiga menit berselang, MU kembali menciptakan kesempatan gol melalui Antonio Valencia. Setelah menyisir sisi kanan lapangan, ia berhasil masuk kotak penalti lawan dan hanya tinggal menaklukkan Sorensen. Sayang, meski berhasil mengecoh Sorensen, sepakannya masih melebar ke sisi kanan bawah gawang Stoke.
Derasnya gempuran "Setan Merah" memaksa "The Potters" menunda melakukan serangan balasan. Gelandang serang Stoke, Rory Delap, mengatur rekan-rekannya untuk lebih giat menutup ruang bagi pergerakan MU dan lebih giat berebut bola di lini tengah.
Usaha Stoke itu menyusahkan MU untuk mengembangkan permainan umpan-umpan pendek. Buntunya kreasi lini tengah berdampak pada minimnya suplai bola kepada Dimitar Berbatov dan Wayne Rooney, yang akhirnya membuat MU tak bisa membuka peluang gol.
Melihat keadaan itu, Paul Scholes bermain lebih agresif mencari ruang untuk melepas umpan ke depan. Wayne Rooney juga tak segan bermain agak mundur ke belakang menjemput bola. Pergerakan keduanya mampu merusak koordinasi pertahanan Stoke.
Akhirnya setelah menunggu hingga menit ke-25, MU berhasil mendapatkan peluang gol bagus melalui Patrice Evra. Memanfaatkan umpan Scholes, Evra melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Lagi-lagi, peluang terbuang percuma karena Sorensen kembali berhasil menepis sepakannya.
Ancaman MU tak membuat Stoke terpancing untuk balasan menyerang. Sebaliknya, mereka semakin mundur merapatkan barisan belakang untuk menghindari eksekusi jarak jauh "Setan Merah".
Menghadapi permainan tertutup Stoke, Scholes dkk tetap mempertahankan tempo dan tensi permainan. Mengandalkan kekuatan teknik dan fisik, mereka terus menggedor benteng Stoke. Ketekunan MU membuahkan tiga peluang emas menjelang akhir babak pertama. Namun, usaha Wayne Rooney, Nani, dan Berbatov, semuanya mentah di tangan Sorensen. MU pun harus berlega hati menutup babak pertama dengan skor imbang 0-0.
Memasuki babak kedua, permainan tak banyak berubah. Stoke tetap bertahan, menumpuk pemain di wilayah permainan sendiri. MU kembali harus bekerja keras mencari celah menyelipkan tembakan.
Karena terus buntu, pelatih MU, Alex Ferguson, mencoba mengatasi keadaan dengan memasukkan Ryan Giggs menggantikan Nani di menit ke-56. Meski tak langsung mengubah keadaan, masuknya Giggs meningkatkan kreativitas permainan MU.
Keputusan Ferguson akhirnya terbukti tepat, menyusul gol yang dicetak Berbatov di menit ke-62. Berbatov bisa membobol gawang Sorensen setelah memanfaatkan umpan silang Giggs.
Pada menit ke-77, dengan memuaskan, Giggs kembali menjawab kepercayaan Ferguson. Dipercaya mengambil tendangan bebas, Giggs mengirim umpan ke tengah kotak penalti, yang ditanduk John O'Shea masuk sudut kanan bawah gawang "The Potters". Keunggulan 2-0 pun membuat MU berada di atas angin.
Giggs nyaris menyempurnakan misinya dengan gol di menit ke-80. Memanfaatkan umpan Scholes, Giggs menyepak bola ke tengah gawang. Sayang, bola malah melambung di atas mistar gawang.
Dalam sisa waktu sepuluh menit, MU terus berusaha memperbesar keunggulan. Namun, Stoke yang sudah memutuskan bertahan penuh, mampu mengatasi derasnya serangan MU. Skor 2-0 untuk "Setan Merah" pun bertahan hingga peluit berbunyi panjang.
Meski bermain di kandang lawan, tak sulit bagi "Setan Merah" untuk menekan Stoke City sejak awal. Saat pertandingan baru berjalan lima menit, MU bahkan nyaris menggungguli lawan melalui Paul Scholes. Sayang, eksekusi jarak jauhnya masih bisa diblok kiper Stoke, Thomas Sorensen.
Tiga menit berselang, MU kembali menciptakan kesempatan gol melalui Antonio Valencia. Setelah menyisir sisi kanan lapangan, ia berhasil masuk kotak penalti lawan dan hanya tinggal menaklukkan Sorensen. Sayang, meski berhasil mengecoh Sorensen, sepakannya masih melebar ke sisi kanan bawah gawang Stoke.
Derasnya gempuran "Setan Merah" memaksa "The Potters" menunda melakukan serangan balasan. Gelandang serang Stoke, Rory Delap, mengatur rekan-rekannya untuk lebih giat menutup ruang bagi pergerakan MU dan lebih giat berebut bola di lini tengah.
Usaha Stoke itu menyusahkan MU untuk mengembangkan permainan umpan-umpan pendek. Buntunya kreasi lini tengah berdampak pada minimnya suplai bola kepada Dimitar Berbatov dan Wayne Rooney, yang akhirnya membuat MU tak bisa membuka peluang gol.
Melihat keadaan itu, Paul Scholes bermain lebih agresif mencari ruang untuk melepas umpan ke depan. Wayne Rooney juga tak segan bermain agak mundur ke belakang menjemput bola. Pergerakan keduanya mampu merusak koordinasi pertahanan Stoke.
Akhirnya setelah menunggu hingga menit ke-25, MU berhasil mendapatkan peluang gol bagus melalui Patrice Evra. Memanfaatkan umpan Scholes, Evra melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Lagi-lagi, peluang terbuang percuma karena Sorensen kembali berhasil menepis sepakannya.
Ancaman MU tak membuat Stoke terpancing untuk balasan menyerang. Sebaliknya, mereka semakin mundur merapatkan barisan belakang untuk menghindari eksekusi jarak jauh "Setan Merah".
Menghadapi permainan tertutup Stoke, Scholes dkk tetap mempertahankan tempo dan tensi permainan. Mengandalkan kekuatan teknik dan fisik, mereka terus menggedor benteng Stoke. Ketekunan MU membuahkan tiga peluang emas menjelang akhir babak pertama. Namun, usaha Wayne Rooney, Nani, dan Berbatov, semuanya mentah di tangan Sorensen. MU pun harus berlega hati menutup babak pertama dengan skor imbang 0-0.
Memasuki babak kedua, permainan tak banyak berubah. Stoke tetap bertahan, menumpuk pemain di wilayah permainan sendiri. MU kembali harus bekerja keras mencari celah menyelipkan tembakan.
Karena terus buntu, pelatih MU, Alex Ferguson, mencoba mengatasi keadaan dengan memasukkan Ryan Giggs menggantikan Nani di menit ke-56. Meski tak langsung mengubah keadaan, masuknya Giggs meningkatkan kreativitas permainan MU.
Keputusan Ferguson akhirnya terbukti tepat, menyusul gol yang dicetak Berbatov di menit ke-62. Berbatov bisa membobol gawang Sorensen setelah memanfaatkan umpan silang Giggs.
Pada menit ke-77, dengan memuaskan, Giggs kembali menjawab kepercayaan Ferguson. Dipercaya mengambil tendangan bebas, Giggs mengirim umpan ke tengah kotak penalti, yang ditanduk John O'Shea masuk sudut kanan bawah gawang "The Potters". Keunggulan 2-0 pun membuat MU berada di atas angin.
Giggs nyaris menyempurnakan misinya dengan gol di menit ke-80. Memanfaatkan umpan Scholes, Giggs menyepak bola ke tengah gawang. Sayang, bola malah melambung di atas mistar gawang.
Dalam sisa waktu sepuluh menit, MU terus berusaha memperbesar keunggulan. Namun, Stoke yang sudah memutuskan bertahan penuh, mampu mengatasi derasnya serangan MU. Skor 2-0 untuk "Setan Merah" pun bertahan hingga peluit berbunyi panjang.
Kemenangan itu membuat koleksi MU bertambah menjadi 18 poin atau sama dengan Chelsea. Namun, MU lebih berhak menduduk puncak klasemen karena unggul selisih gol dari "The Blues".
Susunan pemain:
Stoke City: Sorensen; Faye, Shawcross, Collin, Huth; Whitehead (Beattie 72), Whelan, Delap, Etherington, Lawrence (Pugh 86); Kitson (Sanli 72)
MU: Foster; Vidic, Ferdinand, Evra, O'Shea; Scholes (Carrick 81), Fletcher, Nani (Giggs 56), Valencia; Rooney (Owen 80), Berbatov
Susunan pemain:
Stoke City: Sorensen; Faye, Shawcross, Collin, Huth; Whitehead (Beattie 72), Whelan, Delap, Etherington, Lawrence (Pugh 86); Kitson (Sanli 72)
MU: Foster; Vidic, Ferdinand, Evra, O'Shea; Scholes (Carrick 81), Fletcher, Nani (Giggs 56), Valencia; Rooney (Owen 80), Berbatov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar