Kamis, 24 September 2009

Pemerintah Amerika Subsidi Untuk Produksi Mobil Hybrid

Pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata punya perhatian terhadap perkembangan teknologi ramah lingkungan pada mobil. Buktinya, Departemen Energi menyubsidi dana bantuan pinjaman berbunga rendah ke produsen mobil mewah Fisker Automotive. Dana ini dikeluarkan untuk menyokong produksi mobil hybrid plug-in yang akan harus dijual dikisaran 88.000 dollar AS (atau sekitar Rp769.4juta) per unit berbentuk sedan berorientasi keluarga.

Sekertaris Jenderal Departemen Energi AS Steven Chu menjelaskan, dasar pemberian pinjaman, untuk mengembangkan dua lini produksi mobil hybrid plug-in yang akan mampu menghemat jutaan galon dan pengurangan emisi efek rumah kaca pada tahun 2016 mendatang. Pihak departemen juga mengatakan, proyek ini akan mampu menyerap 5.000 tenaga kerja baru sekaligus menyelamatkan industri komponen lokal seiring dengan terus berkembangnya pabrik mobil hybrid di AS.

Bantuan itu merupakan dana ke empat dari total US$25 miliar yang disediakan untuk menopang kejatuhan industri otomotif AS hasil keputusan kongres pada September 2008. Sebelumnya, pinjaman ditujukan ke pabrikan otomotif lokal lain seperti Ford Motor Co, Tesla Motors Inc, dan Nissan Motor Co.

Sementara General Motors Co, Chrysler Group LLC, dan Delphi Corp hingga saat ini masih mencari bantuan dana seiring berkembangnya program ini.

Dalam tahap pertama, Fisker Automotive akan menggunakan US$169,3 juta untuk proses awal produksi sekaligus bekerjasama dengan pihak supplier. Selain itu, berbagai pembelian mesin baru untuk proses manufakturing akan dikerjakan menggunakan dana ini untuk memproduksi produk baru yang diberi nama Fisker Karma.

Pengerjaan akan berlangsung di kantor Fisker Pontiac dengan dukungan dari kantor pusatnya di Irvine, California.

Meski belum menyebutkan jenis mesin yang akan digunakana, tapi pabrikan menyatakan, Karma akan memiliki tenaga sebesar 403 dk dengan torsi hebat bak supercar yang mampu berakselerasi 0-100km/jam hanya dalam waktu enam detik. Dengan kecepatan maksimal yang dihasilkan 201km/ jam.

Meskipun pusat perakitan Karma akan dilakukan di luar negeri, namun lebih dari 65 persen nilai produksi akan dipasok oleh suppliers dari AS. Sedan empat pintu ini rencananya sudah bisa dipamerkan di showroom pada musim panas tahun depan, dan perusahaan telah menerima lebih dari 1.500 unit pemesanan.

Perusahaan ini dibentuk oleh dua veteran di indusri otomotif, tapi belum berhasil meproduksi mobil dalam jumlah yang besar. Henrik Fisker, selaku CEO di perusahaan ini merupakan direktur disain dari produk Aston Martin dan CEO dari BMW Designworks USA. Sementara Bernhard Koehler, selaku chief operating officer, memimpin operasi disain untuk Ford, Aston Martin, dan juga BMW.

Nah, untuk suntikan dana tahap kedua, akan mencapai US$359,36 juta untuk merealisasikan proyek Fisker kedua yakni model yang diberi nama Nina, yang juga melibatkan produksi mobil hybrid plug-in di AS. Fisker memprediksi sebanyak 75.000-100.000 unit mobil hemat bahan bakar ini akan mulai diproduksi di dalam negeri akhir 2012 mendatang

Untuk produk ini, setiap unitnya diestimasikan akan dilepas ke pasar dikisaran US$45.000 (atau sekitar Rp384,7juta) per unitnya. Tapi, dengan pemotongan bunga kredit dari pemerintah federal hingga US$7.500, maka hanganya bisa ditekan mencapai US$39.000 (Rp375 juta) per unit.

"Bantuan dari pemerintah ini merepresentasikan langkah yang siginifikan untuk masa depan AS. Dengan ini Fisker Automotive bisa menciptakan mobil hemat energi yang terjangkau dan mampu memuaskan hasrat kami untuk maju dan kembali menjadikan AS sebagai pemimpin industri otomotif dunia," papar Henrik Fisker seperti dikutip Detnews.com.

Saat ini, Fisker Automotive memiliki jaringan sebanyak 45 dealer di 20 negara bagian AS. Rencananya jumlahnya akan meningkat hingga 100 dealer di 2012 mendatang.

Selain itu, Fisker menambahkan, sekitar 248 juta galon bensin akan mampu dihemat dan mengurangi 2,3 juta metric ton karbondioksida (CO2) dari 15.000 unit penjualan Karma setiap tahunnya pada 2016 mendatang.

Nah, sekarang bagaimana pemerintah Indonesia, apa sudah mau mulai mensubsidi pembuatan mobil ramah lingkungan? Atau jangan terlalu jauh dulu, subsidi mobil nasional saja deh. WASHINGTON, KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog