Kamis, 24 September 2009

Penjual Tahu Takwa Kediri Dapat Berkah Libur Lebaran

Perayaan Hari Raya Idul Fitri menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah toko yang menjajakan tahu takwa khas Kota Kediri. Omzet penjualan dagangan mereka melonjak hingga 300 %.

Terjadinya peningkatan penjualan tahu takwa tampak dari keramaian sejumlah toko yang menjajakannya di Jalan Yos Sudarso dan Patimura. Keramaian ini terjadi sejak lebaran hari kedua dan diprediksi akan terus berlangsung sampai lebaran hari ketujuh.

"Peningkatannya berapa persen saya nggak menghitungnya. Yang jelas kalau biasanya saya bisa menjual 1.500 biji, sekarang 4500 bisa habis bahkan terkadang juga kurang," kata Meati Dewi, pemilik Toko LKK saat ditemui detiksurabaya.com di tokonya, Kamis (24/9/2009).

Dengan peningkatan penjualan tersebut, para pemilik toko juga harus menanggung konsekuensinya, yaitu membuka jam operasi toko lebih lama. Apabila kondisi normal buka selama 12 jam dari pukul 08.00 WIB hingga 20.00 WIB. Namun saat ini mereka harus memulai usaha sejak pukul 06.00 WIB dan baru tutup pada pukul 22.00 WIB.

"Karena jam bukanya lebih lama, gaji karyawan juga saya naikkan. Tapi nggak masalah, semua sudah saya perhitungkan dengan matang," ujar Meati.

Terjadinya peningkatan penjualan tersebut secara otomatis juga mengkatrol pendapatan pedagang. Terlebih, dalam kesempatan libur lebaran kali ini mereka juga mengaku sedikit menaikkan harga jual dagangannya.

"Kalau biasanya 1 biji tahu harganya 1750, sekarang saya jual 2000. Ya itung-itung gantinya capek dan nambah gaji karyawan," ujar Meati.

Dari kondisi keramain tersebut, pantauan detiksurabaya.com menunjukan, rata-rata pembeli berasal dari luar kota. Hal ini tampak dari kendaraan yang mengantre parkir di sekitar toko, yang didominasi berplat nomor luar Eks Karesidenan Kediri.

Selain tahu takwa, jajanan khas Kota Kediri yang menjadi buruan konsumen asal luar kota adalah Gethuk Pisang dan Keripik Tahu, yang merupakan olahan kering berbahan dasar tahu takwa. Pembeli yang rata-rata pemudik yang hendak melakukan perjalanan balik ke daerah asalnya mengaku menjadikan jajanan khas tersebut sebagai oleh-oleh untuk kerabat dan sahabat.

"Ya ini beli untuk teman-teman kantor dan juga saudara di Jakarta. Sejak hari lebaran kemarin, mereka SMS nya bukannya minya ma'af, tapi malah mengingatkan jangan sampai lupa untuk dibawakan oleh-oleh," kata Juliandi Yusuf (42), lelaki asal Kabupaten Kediri yang mengaku bekerja sebagai staf di Pemerintah Kota Jakarta Selatan.

Hal senada diungkapkan oleh Ny.Andriani (39), wanita asal Tulungagung yang mengaku sudah menetap di Kota Bandung sejak 15 tahun terakhir. Selain sebagai oleh-oleh, membeli dan menikmati tahu takwa serta gethuk pisang juga diakuinya sebagai obat kangen atas citarasa jajanan tersebut.

"Beda saja pokoknya. Sama-sama kuning, kalau belinya di Bandung rasanya gak bisa seperti disini, makanya setiap kali pulang kampung saya mesti sempatkan mampir membelinya," ujar Ny.Andriani dengan logat pasundan yang khas.

(bdh/bdh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog