Rabu, 23 September 2009

Ini Dia Pemijat bagi Para Sopir

BOJONEGORO, KOMPAS.com — Kelelahan dalam perjalanan tidak jarang akan mendatangkan petaka. Terlebih jika yang mengalami hal itu adalah para sopir kendaraan umum. Maka, kehadiran pemijat menjadi sangat penting.


Siapa dia? Salah satunya Rajimin (46). Pemijat asal Desa Banjaran, Kecamatan Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur, rata-rata setiap hari memijat 15 pengemudi kendaraan roda empat yang beristirahat di Posko Rest Area Jembatan Timbang Baureno.

Ditemui ketika sedang memijat salah seorang pengemudi di posko itu, Rabu (23/9), Rajimin mengatakan, dirinya mendapat kontrak bekerja menjadi pemijat refleksi di jembatan timbang sejak posko dibuka pada 14 September.

Ia mengaku bertugas di posko tersebut hingga 29 September dengan honor Rp 400.000. Sesuai kontrak dengan Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Provinsi Jawa Timur, dirinya dilarang menarik ongkos dari para pemudik, atau yang kembali, termasuk warga yang beristirahat di posko itu.

Pekerjaan menjadi pemijat di jembatan timbang ini dilakukan sudah tiga tahun ini bersamaan dengan mulai dibukanya jembatan timbang menjadi posko Hari Raya Idul Fitri. Dia hanya bertugas selama posko jembatan timbang buka menjadi tempat peristirahatan bagi pemudik.

"Saya tidak pernah meminta bayaran dari para pengemudi atau pemudik yang saya pijat, hanya saja ada yang memberi uang mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per orang," katanya.

Menurut dia, bagi pengemudi kendaraan roda empat yang menempuh perjalanan jauh dan mengalami kelelahan yang harus mendapatkan pemijatan adalah kaki kanannya, sedangkan bagi pengemudi yang mengantuk yang mendapatkan pemijatan selain leher, juga di seputar mata.

Rata-rata para pengemudi yang beristirahat di posko mendapatkan pemijatan berkisar 30 menit. Namun, dia mengaku harus aktif mencari pengemudi yang bersedia dipijat, dengan menanyai satu per satu. Dalam memijat, peralatannya cukup dengan tangan dan minyak gosok.

"Saya memijat dengan tangan, sedangkan alat berupa tanduk rusa ini hanya untuk melihat penyakit seseorang," katanya.

Sekitar 15 pengemudi yang dipijat dalam sehari itu, bisa dilakukan pagi, siang atau malam hari, karena sebagai pemijat tugasnya bergantung pengendara kendaraan yang berhenti di posko.

Menurut dia, dengan mendapatkan tugas menjadi pemijat di posko tersebut, dianggap merupakan berkah tersendiri selama dirinya bekerja menjadi pemijat sejak 15 tahun lalu. "Kalau hari biasa, pasien saya lima orang, baik dari Bojonegoro maupun Surabaya," katanya.

Rajimin menjamin, dengan pijatannya itu para pengemudi yang kelelahan selama perjalanan bisa langsung rileks. "Tujuan kami memijat ini tetap sesuai tujuan awal pendirian posko yaitu untuk mengurangi angka kecelakaan kendaraan bermotor selama libur Lebaran ini," kata Koordinator Posko Rest Area Jembatan Timbang Baureno, Sutikno.

Untuk posko jembatan timbang di Widang, Tuban, dan Lamongan, yang dikelola Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Jawa Timur, tidak dilengkapi dengan pemijat tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog