Kamis, 24 September 2009

Jalur Selatan yang Memanjakan Lidah

Wisata kuliner jalur mudik di ruas utama Banjar - Ciamis - Ciawi - Malangbong - Nagreg - Bandung memanjakan para pemudik yang tengah melaju pada arus balik Lebaran 2009.

Berdasarkan pantauan Rabu (23/9), hampir seluruh rumah makan di jalur selatan penuh oleh pengunjung. Rata-rata lapangan pakir rumah makan di sepanjang jalur tersebut dipenuhi oleh kendaraan para pemudik yang berplat nomor B, D, F dan A yang tengah melaju ke arah barat.

Sepanjang jalur Selatan merupakan "Wisata Kuliner Jalur Mudik". Bila pada arus mudik Lebaran 2008 jumlah pengunjung wisata kuliner di rumah makan di sepanjang jalur itu tidak terlalu banyak, pada arus balik saat ini jumlah pengunjung meningkat signifikan.

Para pemudik yang hendak kembali ke kota masing-masing baik Bandung, Jakarta, Bekasi maupun Bogor banyak yang singgah untuk makan dan beristirahat sebelum memasuki jalur-jalur tanjakan.

Wisata kuliner jalur mudik itu berjejer mulai dari Rumah Makan Gentong di kawasan Tanjakan Gentong Ciawi, kemudian di sepanjang jalur Limbangan - Ciaro - Nageg - Cileunyi.

Beberapa rumah makan yang banyak dikunjungi dan menyediakan masakan Khas Sunda di kawasan Ciamis, antara lain Rumah Makan Mergo Sari, Cibiuh, Ma Uneh. Sedangkan dari Tasikmalaya - Bandung antara lain RM Pananjung dan Gentong di Ciawi, Saung Sawah, Sambel Hejo, Sambel Cibiuk, Racik Desa, Kartika, Pak Asep Strawbery, Ma Ecot, Ponyo dan Ampera.

Sama halnya juga di jalur Tasikmalaya - Singaparna - Garut - Nagreg juga memiliki beberapa rumah makan yang menjadi tempat peristirahatan dan wisata kuliner dengan pemandangan alam yang memikat. Selain itu, beberapa rumah makan kecil juga meraup untung pada musim Lebaran tahun ini.

Selain kuliner, jalur selatan juga tempatnya pejualan aneka macam kerajinan khas daerah, buatan perajin Rajapolah Tasikmalaya. Seperti di kompleks Mesjid Baitul Amanah di Jamanis Kabupaten Tasikmalaya, belasan toko kerajinan khas daerah itu meraup untung karena cukup banyak pemudik yang hendak kembali ke arah barat banyak yang berbelanja di sana.

Banyaknya pengunjung di rumah makan dan toko penjualan "handycraft" itu mengakibatkan arus lalu lintas tersendat, bahkan tak jarang hingga terjadi antrean kendaraan cukup panjang.

Sementara itu, rumah makan di jalur selatan, selain untuk makan juga dimanfaatkan untuk beristirahat dan mendinginkan mesin kendaraan sebelum melanjutkan perjalanan melintasi jalur tanjakan yang cukup padat sehingga harus bergerak merayap di bawah kecepatan normal. BANDUNG, KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog