Kamis, 29 Oktober 2009

Bom di Pakistan Teroris Tewaskan Banyak Anak dan Perempuan


VIVAnews - Sebuah bom mobil seberat 150 kilogram meledak di tengah keramaian pasar Meena di Peshawar, Pakistan. Teror yang berlangsung Rabu, 28 Oktober 2009, menewaskan sedikitnya seratus orang dan melukai 200 warga lainnya.

Bom menghancurkan bangunan sehingga banyak orang terkubur di bawah reruntuhan. Setelah ledakan, api membakar toko, masjid, dan rumah. Mereka yang selamat mengaku nyaris tidak memiliki waktu melarikan diri.

"Saat bom meledak, saya tiarap dan saat saya melihat ke atas, semuanya gelap, saya tidak bisa melihat siapa pun. Kendaraan-kendaraan terguling," kata Imdad, seorang korban selamat, seperti dikutip laman stasiun televisi CNN.

Fareed Ullah yang sedang berada di masjid dekat pasar terluka ketika terjatuh dari lantai dua. Masjid tempatnya belajar terbakar. "Kami hanya dapat melihat lidah api, saya dan teman saya jatuh dari lantai dua saat mencoba melarikan diri," kata dia.

Bom jarak jauh ini menewaskan setidaknya seratus orang dan melukai 200 lainnya. Korban meninggal terdiri dari 68 pria dan 32 perempuan, sepuluh di antaranya anak-anak. Bom meninggalkan kawah selebar tiga meter.

Bom di tengah hari ini membangkitkan amarah warga dan pemilik toko. Mereka mempertanyakan persiapan keamanan pemerintah.

Ledakan ini merupakan serangan paling mematikan di Pakistan sejak serangan dalam penyambutan perdana menteri Benazir Bhutto, Oktober dua tahun lalu. Saat itu, 135 orang meninggal. Bhutto selamat namun terbunuh dua bulan kemudian.

Pengeboman terjadi bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton ke Islamabad. Clinton akan membicarakan tambahan dukungan untuk Pakistan menghadapi pemberontak Taliban.

Clinton mengutuk serangan itu dan meminta kelompok yang bertanggung jawab meletakkan senjatanya. "Jika pelaku yakin dengan kepercayaan mereka, undang mereka mengikuti proses politik untuk meyakinkan warga Pakistan," kata Clinton dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi.

Sementara Qureshi menyampaikan belasungkawa mendalam kepada korban dan keluarganya. Dia juga menyatakan akan melawan pemberontak demi stabilitas dan perdamaian Pakistan. "Kami telah mengalahkan kalian [militan] di Swat dan Malakand. Serangan terhadap warga tidak bersalah ini tidak akan memupuskan keteguhan kami," ujar dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog