Band baru zaman sekarang, kadang sudah merasa keren bisa bergaya emo dengan alat musik mereka. The Ataris ogah melakukannya demi popularitas.
"Kita nggak peduli. Kita tidak suka band yang bergaya manis dengan rambut poni lempar itu," ujar Kris sang vokalis kepada detikhot ditemui di JCC, Senayan, baru-baru ini.
Band asal Indiana itu lebih peduli pada penggemar yang setia. Bermusik itu bagi mereka harus jujur dari kemampuan, bukan melihat tampang atau apa yang mereka pakai.
"Band sekarang banyak yang hanya bicara soal fesyen dan gaya. Bermusik untuk gengsi. Seharusnya semua itu murni karena musik," jelas Kris.
Kini The Ataris masih sibuk mempersiapkan album keenamnya 'The Graveyard of the Atlantic'. Album yang tertunda itu rencananya akan segera dirilis tahun depan. Pada 10 Oktober 2009 lalu The Ataris jadi salah satu bintang tamu dalam Indiefest 2009 dibawa promotor Vertigo.
(yla/yla)Yulia Dian - hotMusic
"Kita nggak peduli. Kita tidak suka band yang bergaya manis dengan rambut poni lempar itu," ujar Kris sang vokalis kepada detikhot ditemui di JCC, Senayan, baru-baru ini.
Band asal Indiana itu lebih peduli pada penggemar yang setia. Bermusik itu bagi mereka harus jujur dari kemampuan, bukan melihat tampang atau apa yang mereka pakai.
"Band sekarang banyak yang hanya bicara soal fesyen dan gaya. Bermusik untuk gengsi. Seharusnya semua itu murni karena musik," jelas Kris.
Kini The Ataris masih sibuk mempersiapkan album keenamnya 'The Graveyard of the Atlantic'. Album yang tertunda itu rencananya akan segera dirilis tahun depan. Pada 10 Oktober 2009 lalu The Ataris jadi salah satu bintang tamu dalam Indiefest 2009 dibawa promotor Vertigo.
(yla/yla)Yulia Dian - hotMusic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar