VIVAnews - Tujuh ruang publik di Jakarta dipenuhi dengan karya mural (lukisan dinding) antikorupsi. Mural antikorupsi ini dilakukan oleh komunitas CICAK (Cinta Indonesia Cinta KPK) sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
"KPK dan aktivis antikorupsi perlu didukung, bukan dikriminalisasi," kata Rival GA, anggota CICAK dalam keterangan yang diterima VIVAnews, Selasa, 20 Oktober 2009.
Secara umum, tampilan karya-karya mural yang digelar pada 17–19 Oktober 2009 ini bertema dukungan terhadap gerakan antikorupsi. Selain itu, melalui karya mural ini, CICAK juga menetapkan posisinya untuk memberikan dukungan terhadap gerakan anti-kriminalisasi terhadap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aktivis anti korupsi.
Menurut dia, mural dipilih sebagai medium kampanye anti korupsi sebagai upaya untuk mengkomunikasikan pesan advokasi anti korupsi kepada masyarakat luas. Irma Hidayana anggota CICAK mengatakan, pesan antikorupsi melalui mural ini lebih mudah dipahami masyarakat umum.
Hadirnya karya mural antikorupsi di ruang publik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap kritis terhadap penyelesaian kasus-kasus korupsi. Selain itu, ajang ini bisa membantu ikut memberantasa adanya upaya-upaya pelemahan terhadap gerakan anti korupsi.
Mural bisa dilihat secara langsung di lokasi-lokasi berikut:
1. Jalan Pondok Indah Simpruk, di depan Masjid Al-Istiqqamah, Jakarta Selatan.
2. Tiang-tiang pancang monorail di depan Pasar Festival, Jalan HR Rasuda Said, Jakarta Selatan.
3. Putaran Dukuh Atas, di bawah Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
4. Pilar jembatan layang di perempatan Kuningan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
5. Pilar rel kereta api di lampu merah perempatan Bioskop Metropoole, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
6. Dinding Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Depan Universitas Bung Karno.
7. Pilar-pilar monorail di belakang Gedung DPR, Jalan Gelora, Jakarta Pusat
"KPK dan aktivis antikorupsi perlu didukung, bukan dikriminalisasi," kata Rival GA, anggota CICAK dalam keterangan yang diterima VIVAnews, Selasa, 20 Oktober 2009.
Secara umum, tampilan karya-karya mural yang digelar pada 17–19 Oktober 2009 ini bertema dukungan terhadap gerakan antikorupsi. Selain itu, melalui karya mural ini, CICAK juga menetapkan posisinya untuk memberikan dukungan terhadap gerakan anti-kriminalisasi terhadap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aktivis anti korupsi.
Menurut dia, mural dipilih sebagai medium kampanye anti korupsi sebagai upaya untuk mengkomunikasikan pesan advokasi anti korupsi kepada masyarakat luas. Irma Hidayana anggota CICAK mengatakan, pesan antikorupsi melalui mural ini lebih mudah dipahami masyarakat umum.
Hadirnya karya mural antikorupsi di ruang publik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap kritis terhadap penyelesaian kasus-kasus korupsi. Selain itu, ajang ini bisa membantu ikut memberantasa adanya upaya-upaya pelemahan terhadap gerakan anti korupsi.
Mural bisa dilihat secara langsung di lokasi-lokasi berikut:
1. Jalan Pondok Indah Simpruk, di depan Masjid Al-Istiqqamah, Jakarta Selatan.
2. Tiang-tiang pancang monorail di depan Pasar Festival, Jalan HR Rasuda Said, Jakarta Selatan.
3. Putaran Dukuh Atas, di bawah Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
4. Pilar jembatan layang di perempatan Kuningan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
5. Pilar rel kereta api di lampu merah perempatan Bioskop Metropoole, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
6. Dinding Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Depan Universitas Bung Karno.
7. Pilar-pilar monorail di belakang Gedung DPR, Jalan Gelora, Jakarta Pusat
ismoko.widjaya@vivanews.com
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar