VIVAnews – Jero Wacik sudah mengikuti audisi calon menteri di kediaman Presiden SBY di Cikeas. Siapa menyangka, politisi asal Bali ini pernah memiliki kehidupan yang susah.
Wacik pernah menjalani sekolah dasar di Toya Mampeh, tepatnya di kaki Gunung batur kemudian saat kelas 2 sekolah dasar pindah sekolah ke Desa Batur, kemudian sejak SMP sampai SMA melanjutkan sekolah di Singaraja dan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Selama menjalani masa sekolah, Wacik ternyata pernah berjualan es dengan mengambil dagangan dari orang lain. Kegiatan ini dia lakukan seusai pulang sekolah.
Diungkapkan kakak ipar Wacik, I Wayan Simpen atau yang lebih akrab disapa Carma (72) ini, sejak sekolah, Wacik memang memiliki kepintaran yang luar biasa. Bahkan banyak teman ssekolahnya yang sering datang ke rumah untuk belajar bersama.
Tak hanya itu saja, jika dirinya merasa benar maka prinsip itu akan tetap dipertahankan. "Dulu pernah ada guru matematika menyalahkan jawabannya dan hal ini terus dilawannya dengan prinsip yang benar," kenang Carma saat ditemui VIVAnews di rumahnya di Banjar Batu Tengah Kota, Kintamani, Bangli.
Tak hanya di bidang mata pelajaran, Wacik juga dinilai pandai dalam hal berkesenian yaitu memainkan alat musik tradisional dan bermain drama berperan sebagai hanoman. Saat masih berkuliah di ITB, Wacik ditinggalkan ibunya I Nyoman Sudiri dan satu tahun yang lalu menyusul ayahnya, I Nyoman Bakat atau yang akrab disapa Guru Nyoman Shanti yang seorang pejuang angkatan 45.
Sejak kedua orangtuanya sudah tidak ada, maka perhatiannya ketika pulang kampung tercurah pada kakak dan seluruh saudaranya. Carma hanya dapat berharap agar adiknya dalam menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya dan selalu sehat dalam lindungan Sang Hyang Widi Wasa, harapnya.
Laporan : Dewi Umaryati l Bali
Wacik pernah menjalani sekolah dasar di Toya Mampeh, tepatnya di kaki Gunung batur kemudian saat kelas 2 sekolah dasar pindah sekolah ke Desa Batur, kemudian sejak SMP sampai SMA melanjutkan sekolah di Singaraja dan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Selama menjalani masa sekolah, Wacik ternyata pernah berjualan es dengan mengambil dagangan dari orang lain. Kegiatan ini dia lakukan seusai pulang sekolah.
Diungkapkan kakak ipar Wacik, I Wayan Simpen atau yang lebih akrab disapa Carma (72) ini, sejak sekolah, Wacik memang memiliki kepintaran yang luar biasa. Bahkan banyak teman ssekolahnya yang sering datang ke rumah untuk belajar bersama.
Tak hanya itu saja, jika dirinya merasa benar maka prinsip itu akan tetap dipertahankan. "Dulu pernah ada guru matematika menyalahkan jawabannya dan hal ini terus dilawannya dengan prinsip yang benar," kenang Carma saat ditemui VIVAnews di rumahnya di Banjar Batu Tengah Kota, Kintamani, Bangli.
Tak hanya di bidang mata pelajaran, Wacik juga dinilai pandai dalam hal berkesenian yaitu memainkan alat musik tradisional dan bermain drama berperan sebagai hanoman. Saat masih berkuliah di ITB, Wacik ditinggalkan ibunya I Nyoman Sudiri dan satu tahun yang lalu menyusul ayahnya, I Nyoman Bakat atau yang akrab disapa Guru Nyoman Shanti yang seorang pejuang angkatan 45.
Sejak kedua orangtuanya sudah tidak ada, maka perhatiannya ketika pulang kampung tercurah pada kakak dan seluruh saudaranya. Carma hanya dapat berharap agar adiknya dalam menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya dan selalu sehat dalam lindungan Sang Hyang Widi Wasa, harapnya.
Laporan : Dewi Umaryati l Bali
ismoko.widjaya@vivanews.com
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar