Kamis, 15 Oktober 2009

Minyak di Atas 75 Dollar AS

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak New York melompat pada Rabu (14/10) waktu setempat di atas 75 dollar AS per barel, mencapai tingkat tertinggi tahun ini didukung jatuhnya dollar AS.
    
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November melambung menjadi ditutup pada 75,18 dollar AS per barel, tingkat yang terakhir terlihat di sekitar Oktober tahun lalu ketika harga berada di sekitar 78 dollar AS. Kontrak sempat naik hingga 75,40 dollar AS sebelum  mundur kembali.
    
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November maju 70 sen menjadi ditutup pada 73,10 dollar AS per barel.  "Menguatnya pasar minyak dapat dijelaskan hampir seluruhnya oleh lemahnya dollar dan kenaikan di Wall Street," kata Ellis Eckland, analis independen.
    
Indeks blue-chip Dow Jones pada Rabu naik di atas 10.000 poin untuk  pertama kalinya sejak Oktober 2008 karena saham AS menguat lebih tinggi.  Karena saham AS naik, dollar AS merosot ke terendah 14-bulan terhadap Euro, juga mendorong harga emas ke rekor tertinggi.
    
Greenback yang sedang kesulitan cenderung untuk meningkatkan harga minyak, terutama karena komoditas denominasi dollar AS menjadi lebih murah bagi pembeli asing yang memegang mata uang kuat.
    
Ekspektasi bahwa dollar AS akan terus merana terhadap euro dan
mata uang utama lainnya akan terus meningkatkan pasar minyak mentah, kata para analis. "Kami memperkirakan kejatuhan lebih lanjut mata uang AS selama dua minggu," kata Dariusz Kowalczyk, kepala strategi investasi SJS Markets, perusahaan jasa di Hong Kong.
    
Dengan melihat sedikit penangguhan hukuman bagi dollar AS, investor telah berusaha untuk melindungi diri terhadap jatuhnya greenback dengan membeli aset keras seperti minyak dan komoditas lainnya.
    
Analis Phil Flynn dari PFG Best mengatakan prospek pertumbuhan China juga mendorong kenaikan harga minyak.  Ekspor China jatuh pada laju paling lambat dalam sembilan bulan pada September, data bea cukai di Beijing menunjukkan Rabu, menunjukkan permintaan terhadap barang-barang China membaik dan membantu pemerintah mempertahankan pemulihan.
    
Data yang lebih baik dari perkiraan -- yang mengirim saham naik di Shanghai -- adalah positif bagiekonomi terbesar ketiga  dunia dan dapat membantu memberikan pemerintah dorongan untuk tahun depan mulai mengurangi tindakan stimulus besar, kata analis.  "Jenis kegiatan ini tampaknya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China adalah memanas bahkan lebih," kata Flynn.
    
Permintaan minyak telah mengalami penurunan di tengah kemerosotan ekonomi dunia, yang paling  parah sejak tahun 1930-an.  Harga minyak jatuh dari tertinggi dalam sejarah lebih dari 147  dollar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dollar AS pada  Desember karena resesi global, tetapi perlahan naik lagi sejak memenangkan kembali  harapan pemulihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog