VIVAnews - Windows 7 baru akan beredar secara resmi pada Kamis, 22 Oktober 2009 untuk pengguna rumahan. Tetapi ternyata sistem operasi tersebut sudah muncul dengan harga yang sangat miring dibandingkan harga resmi dari Microsoft. Bahkan boleh dibilang ‘gratis’.
Seperti VIVAnews kutip dari Softpedia, 21 Oktober 2009, sistem operasi terbaru dari Microsoft tersebut sudah dijual seharga 3 dolar AS di kawasan Xinyang market, Shanghai, China. Tampaknya perusahaan asal Redmond tersebut kembali harus mengatasi masalah pembajakan di China seperti saat mereka meluncurkan Vista.
Pasalnya, menurut data IDC, lebih dari 80 persen software yang dijual di China pada tahun 2008 merupakan bajakan, dan produk-produk Microsoft merupakan aplikasi terpopuler.
Kini Windows 7 hanya dijual seharga 20 yuan, atau 2,93 dolar AS. Padahal, Windows 7 asli dijual mulai 119,99 dolar AS untuk versi Home Premium upgrade dan mencapai 319,99 dolar AS untuk versi Ultimate retail. Artinya, harga Windows 7 Ultimate itu 5 kali lipat jumlah seluruh pengeluaran bulanan rata-rata seorang pelajar di China.
Harga memang merupakan hambatan terbesar untuk pengguna, tidak hanya di China, tetapi juga di pasar negara berkembang lainnya saat akan membeli produk asli. Pelanggan sangat mudah beralih ke penawaran alternatif yang lebih terjangkau, meskipun itu merupakan barang ilegal, meragukan, atau bahkan berbahaya.
Kemiskinan dan ketidakmampuan pemerintah untuk mengatasi masalah membuat pembajakan meluas sampai titik di mana orang tidak lagi merasa bahwa membeli software bajakan merupakan tindakan ilegal, melainkan sebuah kenyataan yang hanya bisa dihadapi.
Di masa Windows Vista, Microsoft menyadari bahwa fitur anti pembajakan yang ditanam pada sistem operasi tidak berhasil. Untuk itu mereka menghadirkan pemangkasan harga, lebih dari 50 persen untuk meminimalisir pembajakan.
Pada Windows 7, produsen software terbesar di dunia tersebut berencana menawarkan versi low end yakni Home Basic seharga 399 yuan, atau sekitar 59 dolar AS. Sayangnya, Windows 7 Home Basic merupakan versi Windows yang hanya tersedia di negara-negara tertentu di seluruh dunia.
• VIVAnews Seperti VIVAnews kutip dari Softpedia, 21 Oktober 2009, sistem operasi terbaru dari Microsoft tersebut sudah dijual seharga 3 dolar AS di kawasan Xinyang market, Shanghai, China. Tampaknya perusahaan asal Redmond tersebut kembali harus mengatasi masalah pembajakan di China seperti saat mereka meluncurkan Vista.
Pasalnya, menurut data IDC, lebih dari 80 persen software yang dijual di China pada tahun 2008 merupakan bajakan, dan produk-produk Microsoft merupakan aplikasi terpopuler.
Kini Windows 7 hanya dijual seharga 20 yuan, atau 2,93 dolar AS. Padahal, Windows 7 asli dijual mulai 119,99 dolar AS untuk versi Home Premium upgrade dan mencapai 319,99 dolar AS untuk versi Ultimate retail. Artinya, harga Windows 7 Ultimate itu 5 kali lipat jumlah seluruh pengeluaran bulanan rata-rata seorang pelajar di China.
Harga memang merupakan hambatan terbesar untuk pengguna, tidak hanya di China, tetapi juga di pasar negara berkembang lainnya saat akan membeli produk asli. Pelanggan sangat mudah beralih ke penawaran alternatif yang lebih terjangkau, meskipun itu merupakan barang ilegal, meragukan, atau bahkan berbahaya.
Kemiskinan dan ketidakmampuan pemerintah untuk mengatasi masalah membuat pembajakan meluas sampai titik di mana orang tidak lagi merasa bahwa membeli software bajakan merupakan tindakan ilegal, melainkan sebuah kenyataan yang hanya bisa dihadapi.
Di masa Windows Vista, Microsoft menyadari bahwa fitur anti pembajakan yang ditanam pada sistem operasi tidak berhasil. Untuk itu mereka menghadirkan pemangkasan harga, lebih dari 50 persen untuk meminimalisir pembajakan.
Pada Windows 7, produsen software terbesar di dunia tersebut berencana menawarkan versi low end yakni Home Basic seharga 399 yuan, atau sekitar 59 dolar AS. Sayangnya, Windows 7 Home Basic merupakan versi Windows yang hanya tersedia di negara-negara tertentu di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar