Menurut Presiden Hu Jintao, China yang sosialis terus bergerak menuju modernisasi
Ribuan prajurit dan relawan berbaris memasuki Lapangan Tiananmen, Beijing, diikuti tank dan lori pengangkut rudal nuklir, pada Kamis (1/10) pagi. Jet tempur berakrobat di langit untuk turut memeriahkan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat China.
Namun, penduduk Beijing sendiri dilarang berada di sekitar parade raksasa ini. Pemerintah menyarankan agar warga mengikuti acara utama yang dihadiri 30 ribu undangan melalui siaran langsung di televisi.
Parade dalam memperingati Hari Nasional China kali ini merupakan pertunjukkan kekuatan militer terbesar yang pernah disaksikan. Prajurit diatur berdasarkan tinggi badan dan menghabiskan berbulan-bulan berlatih untuk memastikan semua melangkah dengan jarak yang sama.
60 tembakan menandai awal perayaan akbar ini. Kepala Komisi Militer Sentral sekaligus presiden China, Hu Jintao, berdiri dan menyaksikan para prajurit di mobil limosinnya. Ia mengenakan pakaian gaya mendiang Mao Zedong berwarna hitam sementara pemimpin partai lainnya menggunakan pakaian resmi biasa.
"Halo kamerad!" kata Hu menyapa selang beberapa waktu seperti dikutip laman harian The Guardian. Para prajurit balas menyapa dan meneriakkan slogan untuk melayani rakyat.
Selesai berkeliling, Hu berdiri di mimbar Tiananmen, tempat yang sama dengan tempat Mao Zedong mengumumkan pembentukan China yang baru. Hu menyatakan China telah berhasil mengalahkan seluruh tantangan dan memperoleh tempat penting di dunia.
"Hari ini, China yang sosialis terus bergerak menuju modernisasi. Dunia dan masa depan berdiri di sini, di Timur," ujar Hu.
Koordinator parade militer Hari Kebangsaan, Jenderal Gao Jianguo mengatakan parade militer tidak ditujukan untuk menakut-nakuti negara tetangga. "Kami hanya ingin merayakan apa yang telah kami raih. Lagipula kemampuan militer sebuah negara bukan ancaman untuk negara lain, hal yang terpenting adalah kebijakan politik," kata Gao. • VIVAnews
Namun, penduduk Beijing sendiri dilarang berada di sekitar parade raksasa ini. Pemerintah menyarankan agar warga mengikuti acara utama yang dihadiri 30 ribu undangan melalui siaran langsung di televisi.
Parade dalam memperingati Hari Nasional China kali ini merupakan pertunjukkan kekuatan militer terbesar yang pernah disaksikan. Prajurit diatur berdasarkan tinggi badan dan menghabiskan berbulan-bulan berlatih untuk memastikan semua melangkah dengan jarak yang sama.
60 tembakan menandai awal perayaan akbar ini. Kepala Komisi Militer Sentral sekaligus presiden China, Hu Jintao, berdiri dan menyaksikan para prajurit di mobil limosinnya. Ia mengenakan pakaian gaya mendiang Mao Zedong berwarna hitam sementara pemimpin partai lainnya menggunakan pakaian resmi biasa.
"Halo kamerad!" kata Hu menyapa selang beberapa waktu seperti dikutip laman harian The Guardian. Para prajurit balas menyapa dan meneriakkan slogan untuk melayani rakyat.
Selesai berkeliling, Hu berdiri di mimbar Tiananmen, tempat yang sama dengan tempat Mao Zedong mengumumkan pembentukan China yang baru. Hu menyatakan China telah berhasil mengalahkan seluruh tantangan dan memperoleh tempat penting di dunia.
"Hari ini, China yang sosialis terus bergerak menuju modernisasi. Dunia dan masa depan berdiri di sini, di Timur," ujar Hu.
Koordinator parade militer Hari Kebangsaan, Jenderal Gao Jianguo mengatakan parade militer tidak ditujukan untuk menakut-nakuti negara tetangga. "Kami hanya ingin merayakan apa yang telah kami raih. Lagipula kemampuan militer sebuah negara bukan ancaman untuk negara lain, hal yang terpenting adalah kebijakan politik," kata Gao. • VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar