Jumat, 02 Oktober 2009

Gempa Sumatera Barat Di Bawah Reruntuhan, Suci Jawab Telepon Ayah


Sungguh suatu mukjizat, Suci Refika Wulansari (25), nyaris 48 jam mampu bertahan hidup di bawah reruntuhan gedung tempatnya mengajar, Akademi Bahasa Asing Prayoga. Suci bertahan hidup bersama jasad-jasad mahasiswanya yang menjadi korban gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter.

Hingga pukul 15.45 WIB, Jumat 2 Oktober 2009, tim SAR terus berusaha menyelamatkan nyawa ibu satu anak ini. Untuk membantu Suci bertahan, petugas memberikan susu dan roti, serta oksigen untuk memudahkannya bernafas.

Bahkan untuk membuatnya tetap semangat, petugas berusaha menghubungkan anak kedua dari tiga bersaudara itu dengan ayahnya, Masril RA, yang menantinya di sekitar reruntuhan dengan telepon genggam. "Tadi sempat telepon pukul 14.00, dia bilang sehat dan kuat. Saya minta Suci sabar dan tabah," kata Masril.

Masril mengaku langsung meluncur ke lokasi tempat Suci mengajar begitu gempa berguncang pada Rabu sore lalu. Warga Sungai Penuh, Provinsi Jambi ini sempat cemas karena usai gempa ia tidak bisa menghubungi telepon putrinya.

Suami Suci, Erwinsyah yang terlihat tabah mengaku bersyukur Suci masih hidup. Namun ia juga cemas karena petugas belum berhasil mengevakuasi istrinya.

Tim SAR saat ini tengah mengebor beton yang menghimpit kaki Suci. Diperkirakan proses ini membutuhkan waktu 30-60 menit.  Petugas harus berhati-hati agar tidak membahayakan nyawa Suci.

Petugas saat ini menyiagakan dua alat berat di sekitar lokasi untuk membantu proses evakuasi korban lainnya. Rencananya alat berat itu akan dioperasikan begitu Suci berhasil dievakuasi. Di bawah reruntuhan itu diduga masih ada belasan korban yang diperkirakan sudah tewas. Saat ini di lokasi ada 15 keluarga yang masih mencari anak-anaknya yang kuliah di akademi itu.

Laporan: Eri Naldi | Padang • VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share

Arsip Blog