Diperkirakan ribuan warga Kota Padang masih terjebak di antara reruntuhan gedung, rumah, hingga pertokoan yang rubuh akibat gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter di barat daya Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu sore (30/9).Berdasarkan laporan di Kota Padang, jumlah gedung, rumah, ruko, hingga pertokoan yang runtuh akibat gempa mencapai ratusan. Beberapa gedung pemerintahan seperti Bappeda Provinsi Sumbar, Kantor Dinas Sosial Provinsi Tingkat I, Gedung Balai Kota, Bank BNI, mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa.
Berbagai perguruan tinggi di kota tersebut juga mengalami rusak berat. Beberapa bagian dari perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Putra Indonesia, Universitas Andalas, dan Universitas Negeri Padang bahkan runtuh.
Sesaat setelah gempa pertama, menyusul gempa berikutnya berkekuatan 6,2 skala richter, kebakaran mulai terjadi di Kota Padang. Sekitar 40 bangunan terbakar setelah gempa terjadi.
Akses jalan menuju Kota Padang baik dari Bengkulu, Pekanbaru, maupun Medan terputus. Gempa membuat banyak ruas jalan di Silaing Bawah yang menghubungkan Padang Pariaman dengan Padang Panjang tertutup longsor.
Berdasarkan keterangan seorang warga Kota Padang, Oyon Sudisman (43), rumah warga di wilayah Si Guntur, Kecamatan Tarusan, Pesisir Selatan Padang banyak yang runtuh.
Ia mengatakan di titik longsor terlihat tumpukan material batu-batu besar dan kayu sehingga truk tidak dapat melintas. Hanya kendaraan roda dua yang dapat melewati daerah tersebut.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Andi, warga Padang dari Kecamatan Kuraji, ia terpaksa melalui jalur Solok selama empat jam untuk dapat tiba di Padang.
Kondisi mengenaskan juga terjadi di Kabupaten Padang Pariaman di Sungai Giringging, tempat terdapat puluhan rumah warga yang roboh. Namun demikian belum dapat diketahui jumlah korban jiwa di Padang Pariaman dan Pesisir Selatan Kota Padang.JAKARTA, KOMPAS.com
Berbagai perguruan tinggi di kota tersebut juga mengalami rusak berat. Beberapa bagian dari perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Putra Indonesia, Universitas Andalas, dan Universitas Negeri Padang bahkan runtuh.
Sesaat setelah gempa pertama, menyusul gempa berikutnya berkekuatan 6,2 skala richter, kebakaran mulai terjadi di Kota Padang. Sekitar 40 bangunan terbakar setelah gempa terjadi.
Akses jalan menuju Kota Padang baik dari Bengkulu, Pekanbaru, maupun Medan terputus. Gempa membuat banyak ruas jalan di Silaing Bawah yang menghubungkan Padang Pariaman dengan Padang Panjang tertutup longsor.
Berdasarkan keterangan seorang warga Kota Padang, Oyon Sudisman (43), rumah warga di wilayah Si Guntur, Kecamatan Tarusan, Pesisir Selatan Padang banyak yang runtuh.
Ia mengatakan di titik longsor terlihat tumpukan material batu-batu besar dan kayu sehingga truk tidak dapat melintas. Hanya kendaraan roda dua yang dapat melewati daerah tersebut.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Andi, warga Padang dari Kecamatan Kuraji, ia terpaksa melalui jalur Solok selama empat jam untuk dapat tiba di Padang.
Kondisi mengenaskan juga terjadi di Kabupaten Padang Pariaman di Sungai Giringging, tempat terdapat puluhan rumah warga yang roboh. Namun demikian belum dapat diketahui jumlah korban jiwa di Padang Pariaman dan Pesisir Selatan Kota Padang.JAKARTA, KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar