VIVAnews - Indonesia mengalami penguatan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) tertinggi dibanding negara-negara regional. Sementara itu, penguatan devisa juga mencapai titik tertinggi.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, hingga Oktober, IHSG menguat 73,8 persen.
Angka itu tertinggi dibanding negara lain seperti China yang menguat 66,5 persen, Thailand (56,4 persen), Filipina (55,3 persen), Singapura (50,4 persen), Malaysia (42,5 persen) dan Jepang yang naik 13,7 persen dari awal tahun.
"Kenaikan IHSG sebesar 73,8 persen merupakan tertinggi di dunia," kata
dia pada saat rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa 10 November 2009.
Sementara itu, untuk nilai tukar, mata uang rupiah menguat 11,1 persen dari Januari hingga Oktober 2009. Penguatan itu lebih tinggi dibanding China yang stagnan, Thailand menguat 3,8 persen, Filipina (0,1 persen), Singapura (2,4 persen), Malaysia (1,3 persen), dan Jepang yang melemah 0,3 persen.
"Namun, dibandingkan Australia, penguatannya masih kalah," kata dia.
Untuk cadangan devisa, saat ini mencapai US$ 64,5 miliar atau tertinggi sejak krisis global. Pada saat krisis global pada Juli hingga Oktober 2008, Indonesia kehilangan cadangan devisa hingga US$10 miliar dalam tiga bulan.
"Pada saat itu cadangan devisa merosot dari US$ 60 miliar menjadi US$ 50 miliar," ujarnya.
arinto.wibowo@vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar