VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York sempat menyentuh US$80 per barel pada perdagangan Senin sore waktu setempat (Selasa dini hari WIB). Hal ini diakibatkan melemahnya nilai tukar dolar dan menguatnya pasar ekuitas di Amerika Serikat. Selain itu, terjadi penurunan produksi minyak akibat badai tropis Ida.
Harian The Wall Street Journalmengungkapkan bahwa di bursa Nymex, New York, harga minyak light sweet untuk pengiriman Desember diperdagangkan meningkat 3 persen pada 79,73 per barel setelah sempat menembus harga tertinggi US$80,19 per barel.
Sementara itu minyak Brent pada perdagangan di bursa ICE London meningkat 2,9 persen menjadi US$78,06 per barel.
Menurunnya nilai tukar dolar AS terhadap Euro dalam dua minggu terakhir memberikan dampak psikologis. Tren penguatan harga minyak disebabkan investor menggunakan mata uang selain dolar AS sehingga meningkatkan harga bahan baku.
Pasar ekuitas juga mendorong naiknya harga minyak dengan Indeks Dow Jones yang berada di level baru selama 2009 pada 10,202.
Kepercayaan investor disebabkan adanya jaminandari Grup 20 untuk tidak menghapuskan program stimulus. Harga minyak menurun tajam pada Perdagangan Jumat setelah Pemerintah AS merilis angka pengangguran yang menunjukkan kemampuan konsumsi minyak dan konsumsi publik.
"Reli di pasar ekuitas dan melemahnya dolar merupakan faktor yang paling dominan," kata Tim Evans, Analis dari Citi Futures Perspective New York seperti yang dikutip dari harian The Wall Street Journal.
Badai Ida juga ikut mempengaruhi reli minyak dan mengakibatkan berkurangnya produksi di Teluk Meksiko dan evakuasi personel dari instalasi minyak. Tanker lepas pantai yang berada Louisiana terkena badai pada Minggu, walalupun pelabuhan tetap mengirimkan minyak melalaui fasilitasnya di daratan. Badai juga akan mempengaruhi suplai minyak secara global.
"Badai tropis bisa mendukung pengurangan produksi di Teluk Meksiko," Evan menuturkan." Tetapi berita yang sama akan menurunkan produksi gas alam," katanya. Untuk bulan Desember, kontrak gas alam pada perdagangan terakhir menurun 0,8 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar